Jumat, 04 Januari 2013

Hormon tiroid



Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT,[1] dan PTH
Hormon tiroid merupakan pengendali utama metabolisme dan pertumbuhan dengan, deiodinasi tetra-iodotironina yang memicu respirasi pada kompleks I rantai pernafasan mitokondria,[2] yang menjadi salah satu faktor laju metabolisme basal; dan modulasi transkripsi genetik melalui pencerap tri-iodotironina yang terdapat pada inti sel.[3] Pentingnya peran TH mulai dikenali pada abad ke 19 saat sebuah kasus pembesaran kelenjar tiroid dengan simtoma hipertiroidisme mengakibatkan gagal jantung, exophthalmos dan percepatan laju metabolisme basal. Studi lebih lanjut yang kemudian dilakukan, memberikan pengetahuan bahwa kedua hormon tiroid T4 dan molekulnya yang lebih reaktif, yaitu T3 mempunyai efek pleiotropik. Konversi T4 menjadi T3, pada plasma darah disebut monodeiodinasi, terjadi oleh enzim ID-I yang banyak terdapat pada hati dan ginjal, dan ID-2 yang terdapat pada otak, hipofisis dan jaringan adiposa cokelat.[4] Kedua jenis enzim deiodinase tersebut mengandung senyawa Selenium, dengan glukokortikoid sebagai senyawa promoter.[5]
Ekspresi genetik isoform miosin seperti Na+ ATPase, K+ ATPase, dan Ca2+ ATPase yang terdapat pada retikulum sarkoplasma, juga dikendalikan oleh TH.[6] Kekurangan konsentrasi TH seperti yang ditunjukkan oleh simtoma hipotiroidisme, merupakan akibat yang ditimbulkan dari terhambatnya lintasan oksidatif misalnya reaksi oksidasi asam piruvat, sedangkan konsentrasi TH yang berlebih akan mempercepat laju lintasan glikolisis seperti yang ditengarai pada hipertiroidisme. Konsentrasi TH yang berlebih atau kekurangan dapat menyebabkan hipotonia akibat penumpukan asam laktat yang disebut laktikasidemia.
TH juga memiliki sifat hipokolesterolemik yang menurunkan rasio plasma kolesterol tanpa mempercepat laju lintasan katabolisme kolesterol menjadi asam empedu, serta meningkatkan rasio asam kenodeoksikolat.[7]
Waktu paruh T4 sekitar 5-9 hari sedangkan untuk T3 hanya sekitar 1 hari.[8]
Hormon ini diketahui juga berperan dalam sistem kekebalan komplemen pada peningkatan laju lintasan MBL,[9] peningkatan protein komplemen C3, C4 dan CH50,[10] dan peningkatan protein plasma darah seperti:[11]
dan penurunan kadar protein serupa, antara lain:
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya.
Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol.[1]
Tiroid mengeluarkan tiga hormon penting, yaitu:
Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.
Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika terlalu banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat badan akan berkurang.
Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh “.
  • Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
  1. mengatur metabilisme fosfor
  2. mengatur kadar kalsium darah

Hormon paratiroid
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan
masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai
pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada
umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh
hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya
pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Definisi hormon paratiroid
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon
yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan
hormon ini menyebabkan
tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah
menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah
pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan
tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat
kehitaman
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak
tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan
dua di kutub inferior
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah.
Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
SINTESIS DAN METABOLISME HORMON PARATIROID (PTH)
Hormon paratiroid (PTH) manusia adalah suatu polipeptida linear dengan berat
molekul 9500 yang mengandung 84 residu asam amino. Strukturnya sangat mirip
dengan PTH sapi dan babi. PTH disintesis sebagai bagian dari suatu molekul yang
lebih besar yang mengandung 115 residu asam amino (prapo-PTH). Setelah
prapo-PTH masuk ke dalam retikulum endoplasma, maka leader sequence yang
terdiri dari 25 residu asam amino dikeluarkan dari terminal N untuk membentuk
polipeptida pro-PTH yang terdiri dari 90 asam amino. Enam residu asam amino
lainnya juga dikeluarkan dari terminal N pro-PTH di apparatus Golgi, dan produk
sekretorik utama chief cells adalah polipeptida PTH yang terdiri dari 84 asam
amino.
Kadar normal PTH utuh dalam plasma adalah 10-55 pg/mL. Waktu paruh PTH
kurang dari 20 menit, dan polipeptida yang disekresikan ini cepat diuraikan oleh
sel-sel Kupffer di hati menjadi 2 polipeptida, sebuah fragmen terminal C yang
tidak aktif secara biologis dengan berat molekul 2500.
EFEK HORMON PARATIROID
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan memobilisasi
Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma, PTH
meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan
reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di
tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme
karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi yang melebihi efek reabsorpsi. PTH
juga meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang
secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini
tampaknya disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol.
Kontrol dari hormon Paratiroid
Sekresi dari hormon paratiroid tergantung dari suatu negative feed-back
mechanism yang diatur oleh kadar ion kalsium dalam plasma. Juga ada hormon
lain yang ikut mengatur kadar kalsium dalam serum yaitu calcitonin atau
thyrocalcitonin. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar tiroid.
Beberapa observasi menunjukan bahwa ada hubungan antara paratiroid dengan
kelenjar-kelenjar endokrin lain. Umpamanya pernah didapat hiperplasia kelenjar
paratiroid pada akromegali, sindrom Cushing, dan penyakit Addison.
Hipofisektomi (pada binatang) menyebabkan involutiodari kelenjar-kelenjar
paratiroid, sedangkan pemberian hormon pertumbuhan (GH), adrenokortikotropin
(ACTH), ekstrak lobus anterior hipofisis dan steroid-steroid adrenal
mengakibatkan hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid. Tetapi mungkin pula
bahwa perubahan kelenjar-kelenjar paratiroid adalah sekunder akibat perubahan
kadar fosfat dalam serum yang disebabkan oleh hormon-hormon tersebut.
Hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid terdapat dalam keadaan-keadaan
dimana ada tendens dari ion kalsium untuk menurun, umpamanya pada penyakit
Rachitis (atau Osteomalacia), kehamilan, hilangnya kalsium dalam darah dan
insufisiensi ginjal yang disertai retensi fosfor.

elenjar paratiroid adalah kelenjar sangat kecil yang terletak pada setiap lobus bagian posterior dan tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid (parathyroid hormon, PTH) atau parahormon.

PTH adalah hormon alami yang diproduksi oleh kelenjar paratiroid—empat kelenjar kecil yang terletak berdekatan dengan kelenjar tiroid di bagian bawah leher karena itulah dinamakan paratiroid, yang artinya “di sebelah tiroid”. Meskipun kelenjar-kelenjar ini sangat dekat dengan tiroid.
Fungsi utama hormon paratiroid adalah mengatur kadar kalsium fosfat dalam darah. Tidak seimbangnya kalsium dan fosfat dalam darah akan mengakibatkan gangguan transmisi impuls saraf, kerusakan jaringan tulang, gangguan pertumbuhan tulang, dan tetani otot.
Hormon paratiroid dan aktivitas osteoklas. Aktivitas osteoklas terutama dikontrol oleh hormon paratiroid, yang dilepaskan oleh kelenjar paratiroid yang terletak tepat di belakang kelenjar tiroid. Pelepasan hormon paratiroid meningkat sebagai respons terhadap penurunan kadar kalsium serum. Hormon paratiroid menigkatkan aktivitas osteoklas dan menstimulasi penguraian tulang sehingga membebaskan kalsium ke dalam darah. Peningkatan kalsium serum berkerja dengan cara umpan balik negatif untuk menurunkan pelepasan hormon paratiroid lebih lanjut. Terdapat hipotesis bahwa estrogen mengurangi resorpsi tulang dengan hambat efek hormon paratiroid pada osteoklas; mekanisme ini tidak diketahui. Efek lain hormon paratiroid adalah meningkatkan kalsium serum dengan menurunkan ekskresi kalsium oleh ginjal. Hermon paratiroid juga meningkatkan ekskresi ion fosfat oleh ginjal sehingga menurunkan kadar fosfat darah. Aktivasi vitamin D di ginjal bergantung pada hormon paratiroid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar