Rabu, 08 Januari 2014

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERDARAHAN DI LUAR HAID


ASUHAN KEBIDANAN PADA PERDARAHAN DI LUAR HAID





KELOMPOK IX
ELA SUSANTI
HESTI NOFIA PRATIWI
SHINTA KURNIA






POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN DIII KEBIDANAN TANJUNG KARANG
2013


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh 

Alhamdulillahirabbil a’lamin, puji syukur kami ucapkan kepada tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami semua  kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dalam keadaan sehat wal’afiat.
Kami penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Selain itu juga kami meminta maaf, apabila dalam penulisan terdapat banyak kesalahan, sehingga menjadi kekurangan dalam makalah kami. Dan semua kekurangan itu datangnya dari kami, sebagai mahkluk- Nya yang tidak sempurna.
Kami penulis berharap makalah kami ini dapat menjadi sarana informasi bagi para pembaca, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan kita. Dan dengan meningkatnya pengetahuan kita tersebut, insyaallah meningkat pula derajat kita di mata Sang Pencipta, amin.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh     




                                                            Bandar Lampung,       November 2013


                                                                                                Penulis



 BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. 
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.

Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
-    Polip serviks
-    Erosi portio
-    Ulkus portio
-    Trauma
-    Polip endometrium

Penyebab Fungsional
            Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.


BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks, kelainan fungsional dan penggunaan estrogen ). Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak
Klasifikasi
1.      Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
2.      Metroragia diluar kehamilan











II.2 Penyebab Perdarahan Di Luar Haid

1.    POLIP SERVIKS

a) Pengertian 
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa (Denise tiran : 2005 ).
Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran:2005)
Polip serviks cukup lazim pada kelompok usia produktif. Ada dua tipe utama polip serviks, endoserviks dan ektoserviks. Sebagian besar polip endoserviks berup tumor kecil, biasanya tumor bertangkai (tetapi kadang-kadang tanpa tangkai), terdiri atas epitel kolumner proliferatif dengan struktur pendunkung jaringan penghubung dan pembuluh darah. Polip ini berasal dari endoserviks dan dapat terjadi pada ostium eksterna sebagai tumor berdiameter seberapa milimeter sampai beberapa centimeter, merah, lunak, rapuh dan bertangkai yang panjangnya dapat mencapai 1 cm atau lebih. Polip dapat menyebabkan discharge atau perdarahan abnormal. Kadang-kadang  leiomioma serviks atau uterus submukosa yang bertangkai dapat muncul pada serviks.
Inflamasi lokal dapat memainkan peranan pokok dalam pembentukan polip serviks. Kadang-kadang polip berasal dari porsio serviks. Polip ektoserviks ini dilapisi oleh epitel skuamosa dan lebih sering tidak bertangkai, fibrosa dan jarang menimbulkan perdarahan dibanding polip endoserviks.
Komplikasi lokal polip adalah torsi, nekrosis ujung polip dan infeksi. Meskipun sering terjadi metaplasia, jarang terjadi anaplasia. Sitologi serviks seringkali menunjukkan atipi yang meradang. Diagnosis banding harus mencakup produk konsepsi, polip endometrium (adenokarsinoma atau sarkoma) dan prolaps dengan leiomioma. Perubahan polip menjadi ganas jarang terjadi (<1 ada.="" atau="" avulsi="" bersama="" bersifat="" biasanya="" bukan="" dapat="" dasar="" dengan="" dilakukan="" eksisi.="" elektrokoagulasi="" faktor-faktor="" karena="" kekambuhan="" kuret="" o:p="" penyebab="" polip.="" polip="" polipektomi="" residitif="" sering="" seringkali="" terapi="" terjadi="" tetap="" tetapi="" timbulnya="" torsi="" untuk="" yang="">
b) Penyebab
Penyebab timbulnya polip serviks belum diketahui dengan pasti. Namun sering dihubungkan dengan radang yang kronis, respon terhadap hormon estrogen dan pelebaran pembuluh darah serviks. Penampilan polip serviks menggambarkan respon epitel endoservik terhadap proses peradangan. Polip servik dapat menimbulkan perdarahan pervaginam, perdarahan kontak, pasca coitus merupakan gejala yang tersering dijumpai. Polip servik yang terjadi sebagai akibat stroma local yang menutupi daerah antara kedua celah pada kanalis servik. Epitellium silinder yang menutupi polip dapat mengalami ulserasi
polip serviks pada dasarnya adalah suatu reaksi radang, penyebabnya sebagian besar belum diketahui. karena pada dasarnya adalah reaksi radang, maka ada kemungkinan :
1.    radang sembuh sehingga polip mengecil atau kemudian hilang dengan sendirinya
2.    polip menetap ukurannya
3.    polip membesar.


c) Gejala umum bentuk abnormal tersebut, yaitu :
Biasanya, tidak akan ada gejala untuk polip serviks tetapi pada waktu penyakit ini akan ditandai oleh: 
1.    Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode :
a.    menstruasi,
b.    setelah menopause
c.    setelah hubungan seksual
d.    dan setelah douching. 
2.    Polip serviks bisa meradang tetapi jarang menjadi terinfeksi periode normal berat atau menoragia keluarnya lendir putih atau kuning, sering disebut keputihan.
Gejala utamanya adalah terjadinya perdarahan diluar haid yang warnanya lebih terang dari darah haid. Terutama timbul setelah melakukan senggama (Perdarahan Paska Senggama = Post Coital Bleeding = PCB). Perlu dipertimbangkan juga adanya kanker leher rahim jika ditemukan PCB. Walaupun kadang – kadang polip cervix dapat berulang, namun 99% polip cervix bersifat jinak.
Banyak polip serviks tidak memberikan gejala tetapi ada gejala utama adalah dasar diagnosa perdarahan intermitten dan gejala-gejala umum ke-3 bentuk abnormal tersebut: 
a.    Leukorea yang sulit disembuhkan.
b.    Terasa discomfort dalam vagina
c.    Kontak berdarah dan Terdapat infeksi. 
      Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai: 
a.    Jaringan bertambah 
b.    Mudah berdarah 
c.    Terdapat pada vagina bagian atas

Makroskopis
Dapat tunggal atau multipel dengan ukuran beberapa centimeter, warna kemerah – merahan dan rapuh. Kadang – kadang tangkainya jadi panjang sampai menonjol dari introitus. Kalau asalnya dari portio konsistensinya lebih keras dan pucat dengan tangkai yang tebal.

Histologi 
Berasal dari mukosa yang dilapisi oleh 1 lapis epitel yang terdiri dari sel – sel silindris yang tinggi, yang khas berasal dari endocervix, dengan kelenjar cervix dan stroma dari jaringan ikat yang halus disertai oedem dan infiltrasi sel bulat. Sering pula disertai ulserasi pada ujungnya yang menyebabkan terjadinya perdarahan. Banyak polip servic yang menunjukkan metaplasia yang luas, disertai infeksi, menyerupai permulaan dari carcinum, Ca epidermoid kadang – kadang berasal dari polip.

Faktor Resiko
Faktor risiko memiliki polip serviks meningkat pada wanita dengan diabetes mellitus dan vaginitis berulang dan servisitis, polip serviks tidak pernah benar-benar terjadi sebelum onset menstruasi. Hal ini biasanya terlihat pada wanita usia reproduksi. Yang paling rentan terhadap penyakit ini adalah perempuan usia 40 sampai 50 tahun. Hal ini juga mengatakan bahwa polip serviks dapat ditemukan pada insiden yang memicu produksi hormon. Wanita hamil memiliki risiko yang lebih tinggi karena perubahan tingkat hormon, mungkin dari peningkatan produksi hormon beredar juga

d) penatalaksanaan / terapi
Bila dijumpai polip serviks, dokter dapat mengambil 2 macam tindakan :
1.    konservatif, yakni bila ukuran polip kecil, tidak mengganggu, dan tidak menimbulkan keluhan (misal sering bleeding, sering keputihan). dokter akan membiarkan dan mengobservasi perkembangan polip secara berkala.
2.    agresif, yakni bila ukuran polip besar, ukuran membesar, mengganggu aktifitas, atau menimbulkan keluhan. tindakan agresif ini berupa tindakan curettage atau pemotongan tangkai polip. tindakan kauter ini bisa dilakukan dengan rawat jalan, biasanya tidak perlu rawat inap.
untuk tindakan pengobatan selain curettage untuk saat ini belum ada. 
tapi untuk polip-polip yang ukurannya kecil (beberapa milimeter) bisa dicoba pemberian obat yang dimasukkan melalui vagina, untuk mengurangi reaksi radang. setelah pemberiannya tuntas, diperiksa lagi, apakah pengobatan tersebut ada efeknya pada polip atau tidak. jika tidak, maka untuk pengobatannya dengan kauterisasi. 
Bila polip mempunyai tangkai kurus, tangkainya digenggam dengan forsep polip dan diputar beberapa kali sampai dasar polipnya terlepas dari jaringan servik dasarnya. Bila terdapat perdarahan pervaginam abnormal, maka diperlukan curettage di RS untuk menyingkirkan keganasan servik dan endometrium.
Polip yang mudah terlihat dengan tangkai yang tipis dapat disekam dengan klem arteri atau forcep kasa dan dipluntir putus. Dianjurkan mengkauterisasi dasarnya untuk mencegah perdarahan dan rekurensi. Pasien yang mempunyai banyak polip mungkin terbaik diterapi dengan cara konisasi sehingga setiap polip yang tidak terlihat didalam kanalis tidak akan diabaikan. Biasanya, polipektomi cervix harus dilakukan bersama dengan suatu kuretase.

Pencegahan
Ada beberapa langkah yang dapat membantu mencegah infeksi dan ini:
1.    Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini membantu mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembaban. Panas dan kelembaban membuat seorang wanita rentan terhadap infeksi vagina dan leher rahim.
2.    Pakailah kondom setiap hubungan seksual. Ini mengurangi resiko infeksi menular seksual. 


3.      EROSI PORSIO

a) Pengertian Erosi Porsio
Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi. 
Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks.

Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3:
1) Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
3) Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.

b) Penyebab erosi serviks :
1. Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh.
a)    Dalam kehamilan : erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
b)    Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi.
c)    Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim
d)    Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil, krim, dll.
2. Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi. 
3. Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena speculum) 
PatofisiologiTerjadinyaErosiPorsio

Proses terjadinyaerosiportiodapatdisebabkanadanyarangsangandariluarmisalnya IUD. IUD yang mengandungpolyethilien yang sudahberkaratmembentuk ion Ca, kemudianbereaksidengan ion selsehat PO4 sehinggaterjadidenaturasi / koalugasimembaranseldanterjadilaherosiportio.Bisajugadarigesekanbenang IUD yang menyebabkaniritasilokalsehinggamenyebabkanselsuperfisialisterkelupasdanterjadilaherosiportio. Dari posisi IUD yang tidaktepatmenyebabkanreaksiradang non spesifiksehinggamenimbulkansekresisekret vagina yang meningkatdanmenyebabkankerentananselsuperfisialisdanterjadilaherosiportio.
Dari semuakejadianerosiportioitumenyebabkantumbuhnyabakteripatogen, bilasampaikronismenyebabkanmetastasekeganasanleherrahim.Selaindan personal hygien yang kurang IUD jugadapatmenyebabkanbertambahnya volume dan lama haiddarahmerupakanmedaisuburuntukmasuknyakumandanmenyebabkaninfeksi, denganadanyainfeksidapatmasuknyakumandanmenyebabkaninfeksi.
DenganadanyainfeksidapatmenyebabkanEpitelPortiomenipissehinggamudahmenggalamiErosiPortio, yang ditandaidengansekretbercampurdarah, metrorrhagia, ostium uteri eksternumtampakkemerahan, sekredjugabercampurdengannanah, ditemukanovulasinabathi.(Winkjosastro, hanifa.Ilmukandunganjilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).

c) Gejala erosi serviks: 
(1)    Mayoritas tanpa gejala
(2)    Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi :
-    Setelah berhubungan seksual (poscoital)
-    Diantara siklus menstruasi
-    Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina
(3)    Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.

d) Penanganan erosi porsio/erosi serviks
1. Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
-    Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
-    Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan 
Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit


4.      ULKUS PORSIO

a)Pengertian 
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum.
Portiomerupakansalahsatubagiandariservik.Dimanapadaporsiobisaterjadiberbagaipenyakit, salahsatunyasepertiUlkusPorsio.Definisidari Ulkus portio adalah suatu perdarahan dan luka yang terjadi pada portio, biasanya berwana merah dengan batasyang tidak jelas pada ostium uteri eksternum ( OUE ).Ulkus Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah. Ulkus porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh bendah yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan l ama – lama menjadi infeksi.
b)Etiologi 
Ada beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya ulkus portio, antara lain :
1.   Pemakaian pil,
2.   Perlakuan seksual yang tidak sehat,
      Manipulasi penis juga dapat menyebabkan ulkus portio, karena pada saat coitus gerakan penis yang kurang sesuai dengan vagina wanita, dapat menyebabkan gesekan dan benturan yang terlalu kuat sehingga portio menjadi terluka
3.   Keterpaparan suatu benda pada sat pemasangan AKDR
      Pada saat pemasangan alat kontrasepsi  yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi.
      AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi infeksi.
4.   Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
5.   Pada masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).
6.   Rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis.

c)Patofisiologi 
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD.IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi ulkus. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim. 
Selain dan personal hygien yang kurang IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan medai subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan infeksi.Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan ovulasi nabathi.

d)Gejala 
1.         Adanya fluxus,
2.         Portio terlihat kemerahan dengan batas yang tidak jelas,
3.         Adanya kontak blooding,
4.         Portio teraba tidak rata,
5.         Pada perlukaan portio bisa tertutup cairan atau lendir,
6.         Berwujudgumpalan- gumpalan seperti bunga kol,
7.         Dapatdengan mudah berdarah atautidak.
8.         Sekret bercampur darah setelah bersenggama.
9.         Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrrrhagia.
10.     Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.
11.     Sekret juga tidak dapat bercampur dengan nanah
12.     Pada ulkus sering di ketemukan ovula nobathii.


e)Penanggulangan 
1. Membatasi hubungan suami istri 
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2. Menjaga kebersihan vagina 
Bila kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
3. Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.

4.    TRAUMA
a)    Pengertian 
Trauma adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis. 
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan. 
Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.

b)    Penyebab 
Trauma yang menyebabkan perdarahan di luar haid contohnya yang sering terjadi pada akseptor IUD dan usai berhubungan intim (utamanya pada wanita yang telah menopause).
Tempat perlukaan yang paling sering akibat koitus adalah dinding lateral Vagina, vorniks posterior dan kubah Vagina (setelah histerektomi). 

c)    Gejala 
Nyeri vulva dan vagina, perdarahan dan pembengkakkan merupakan gejala-gejala yang paling khas. Kemungkinan gejala lainnya adalah kesulitan dalam urinasi dan ambulasi

d)    Penanganannya
Penanganannya sesuai dengan penyebabnya , misalnya trauma yang disebabkan translokasi IUD, maka IUD nya harus dicabut, dan diganti dengan alat kontrasepsi lain.Sedangkan buat para wanita yang menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa diberi terapi hormon.



5.      POLIP ENDOMETRIUM

a)    Pengertian
Polip endometrium juga disebut polip rahim. Ia adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. Mereka memiliki basis datar besar dan mereka melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya berwarna merah. Seorang wanita dapat memiliki polip endometrium satu atau banyak, dan kadang-kadang menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. Polip endometrium dapat menyebabkan kram karena mereka melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini dapat terjangkit jika mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan darah mereka. Ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah mengalaminya terkadang sulit untuk hamil. 
Polip endometrium ditandai dengan adanya perdarahan abnormal pervaginam, paling umum menometroragia atau perdarahan bercak ringan pasca menopause. Polip terjadi dari umur 29-59 tahun dengan kejadian terbanyak setelah umur 50 tahun. Insiden polip tanpa gejala pada wanita pasca menopause kira-kira 10%.
Polip endometrium biasanya terjadi pada fundus dan dapat melekat dengan adanya tangkai yang ramping (bertangkai) atau dasar yang lebat (tidak bertangkai). Kadang-kadang polip prolaps melalui serviks. Secara makroskopis polip endometrium tampak sebagai masa ovoid berukuran beberapa centimeter, licin seperti beludru berwarna merah hingga coklat. Secara histologis, polip endometrium mempunyai inti stroma dengan jaringan pembuluh darah yang jelas serta permukaan mukosa endometrium yang dapat melapisi komponen glanduler. Polip dibagian distal dapat menunjukkan perdarahan stroma, sel-sel radang, ulerasi dan dilatasi pembuluh darah dilatasi. Kadang-kadang terjadi poliposis multipel. Verian lain yang jarang adalah adenomioma bertangkai (dibedakan dengan adanya pita penjalin otot polos).
Diagnosis banding meliputi mioma submukosa, sisa produk konsepsi yang tertinggal, kanker endometrium dan sarkoma campuran. Polip sesitif terhadap esterogen dan dapat menjadi keganasan yang prognosisnya lebih baik dibandingkan kanker endometrium non polipoid. Diagnosis mudah dibuat dengan histeroskopi dan pengobatannya adalah eksisi. Tindakan ini mudah dilakukan dengan histeroskopi diikuti kuretase tangkai. Sebuah senar kawat atau gunting dapat digunakan untuk memotong dasar polip yang besar. Untuk menyingkirkan kanker endometrium, lebih baik diambil sampel kanalis endoservikalis dengan kuretase dengan kuretase ketika mengangkat polip. Selama dilakukan D & C, dilakukan eksplorasi kavum uteri dengan forseps polip overstreet atau yang serupa. Polip cenderung berulang dan histerostomi merupakan terapi definitif tetapi jarang dilakukan untuk polip endometrium jinak.
b) Penyebab Tumbuhnya Polip
Penyebab tumbuhnya polip ini masih belum jelas. Pada polip endometrium (lapisan rahim) diduga disebabkan karena pengaruh hormon estrogen. 
Polipmulut rahim diduga disebabkan karena pengaruh hormon estrogen dan infeksi.
Polip endometrium maupun polip mulut rahim bisa tumbuh tunggal atau banyak, bisa bertangkai pendek atau panjang, bahkan bisa sampai keluar lewat mulut rahim ke vagina. Polip endometrium terkadang memberikan keluhan.
kalau pun ada keluhan, biasanya adalah bisa berupa menstruasi tidak teratur, pendarahan diantara 2 siklus haid, pendarahan atau bercak pasca menopause dan pendarahan atau bercak pasca senggama atau rasa sakit saat haid.
b)    Gejala 
Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan mereka dapat dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya. 
-    Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid 
-    Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan 
-    Perdarahan haid yang terlalu berat 
-    Rasa sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)

c)    Diagnosa dan Pengobatan 
Polip endometrium dapat dideteksi melalui pelebaran dan kuretase (D & C), CT scan, ultrasound atau histeroskopi. Histeroskopi adalah prosedur dimana lingkup kecil dimasukkan melalui leher rahim ke dalam rongga rahim untuk mencari polip atau kelainan rahim lainnya.
Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi dengan menggunakan kuretase atau histerektomi. Jika kuretase dilakukan, polip dapat terjawab tapi untuk mengurangi risiko ini, rahim biasanya dieksplorasi oleh histeroskopi pada awal proses bedah. Sebuah polip besar dapat dipotong menjadi bagian-bagian sebelum sepenuhnya disingkirkan. Jika ditemukan polip menjadi kanker, histerektomi harus dilakukan. Ada probabilitas tinggi kekambuhan polip bahkan dengan perawatan di atas.

Jenis tindakan Operasi yang dipilih

a)              Miomektomi

        mioma subserosum bertangkai.
        ingin punya anak lagi.
        wanita muda.
        dikuret dulu menyingkirkan kemungkinan keganasan.
        Kerugiannya :
        Melemahkan dinding otot uterus dan dapat menyebabkan ruplura uteri saat kehamilan.
        Menyebabkan perlengketan dan residif.

b)              Histerektomi Totalis & Supravaginalis

  Mioma yang besar dan multipel
  Pertumbuhan mioma yang cepat
  Histerektomi Totalis sebaiknya jika :
  Fungsi reproduksi tak diperlukan lagi
  Pertumbuhan mioma yang cepat
  Terdapat perdarahan yang membahayakan


d)    Komplikasi dan Faktor Risiko 
Polip endometrium biasanya sel jinak. Mereka dapat menjadi prakanker atau kanker. Sekitar 0,5 persen dari polip endometrium mengandung sel-sel adenokarsinoma. Sel-sel ini akhirnya akan berkembang menjadi kanker. Polip dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita yang menjalani fertilisasi in vitro dalam perawatan. Jika mereka berkembang dekat saluran telur, mereka dapat menjadi penyebab kesulitan dalam menjadi hamil. 
Polip rahim biasanya terjadi pada wanita di usia 40-an dan 50-an. Wanita yang memiliki faktor risiko tinggi adalah mereka yang mengalami obesitas, memiliki tekanan darah tinggi. dan memiliki sejarah polip serviks dalam keluarga mereka. 
Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya polip endometrium. Wanita yang menggunakan hormonal Intra Uterine Device yang tingkat tinggi levonorgestrel dapat mengurangi kejadian polip. Satu dari setiap sepuluh perempuan dapat memiliki polip endometrium, dan diperkirakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami pendarahan vagina abnormal memiliki polip endometrium.

MERAWAT PERDARAHAN VAGINA YANG TIDAK BERATURAN
Perawatan untuk perdarahan vagina yang tidak teratur tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Setelah penyebabnya ditentukan, dokter memutuskan apakah perawatan sebenarnya perlu. Adakalanya, semua yang diperlukan adalah mengesampingkan penyebab-penyebab yang membahayakan dan untuk menentukan bahwa perdarahan vagina yang tidak teratur tidak cukup mengganggu wanitanya untuk diberikan obat atau perawatan. Jika persoalan-persoalan tiroid, hati, ginjal, atau pembekuan darah ditemukan, perawatan diarahkan menuju kondisi-kondisi ini. 
Obat-obat untuk perawatan dari perdarahan vagina yang tidak teratur tergantung pada penyebabnya. Contoh-contoh digambarkan dibawah: 
•    Jika penyebab dari perdarahan adalah ketiadaan dari ovulasi (anovulation), dokter-dokter mungkin meresepkan progesterone untuk diminum pada interval-interval yang teratur, atau obat pencegahan kehamilan oral, yang mengandung progesterone, untuk mencapai keseimbangan hormon yang tepat. Perawatan sejenis ini secara dramatis mengurangi risiko kanker kandungan pada wanita-wanita yang tidak berovulasi. 
•    Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah perubahan prakanker pada lapisan kandungan, obat-obat progesterone mungkin diresepkan untuk mengurangi pembentukan dari jaringan-jaringan lapisan kandungan yang prakanker dalam usaha untuk menghindari operasi. 
•    Jika seorang wanita telah berada tanpa mens-mens untuk kurang dari enam bulan dan berdarah secara tidak teratur, penyebabnya mungkin adalah transisi menopause. Selama transisi ini, seorang wanita adakalanya ditawarkan obat pencegah kehamilan oral untuk menegakan pola perdarahan yang lebih teratur, untuk menyediakan kontrasepsi sampai ia menyelesaikan menopause, dan untuk membebaskan rasa panas (hot flashes). Seorang wanita yang ditemukan menopause sebagai penyebab dari perdarahan yang tidak teraturnya mungkin juga menerima nasehat menopause jika ia mempunyai gejala-gejala yang menyusahkan. 
•    Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah polip-polip atau pertumbuhan-pertumbuhan jinak lainnya, ini adakalanya dikeluarkan secara operasi untuk mengontrol perdarahan karena mereka tidak dapat dirawat dengan obat. 
•    Jika penyebab dari perdarahan adalah infeksi, antibiotik-antibiotik adalah perlu. Perdarahan selama kehamilan memerlukan evaluasi darurat oleh seorang dokter kandungan (obstetrician). Endometriosis dapat dirawat dengan obat-obat dan/atau operasi (seperti laparoscopy). 
•    Adakalanya, penyebab dari perdarahan yang berlebihan tidak nyata setelah penyelesaian pengujian (dysfunctional uterine bleeding). Pada kasus-kasus ini, obat-obat pencegah kehamilan oral dapat memperbaiki kontrol siklus dan mengurangi perdarahan. 
•    Jika perdarahan berlebihan dan tidak dapat dikontrol dengan obat, prosedur operasi yang disebut dilation and curettage (D&C) mungkin adalah perlu. Sebagai tambahan pada pengurangan perdarahan yang berlebihan, D&C menyediakan informasi tambahan yang dapat mengesampingkan kelainan-kelainan dari lapisan kandungan. 
•    Adakalanya, hysterectomy adalah perlu ketika obat-obat hormon tidak dapat mengontrol perdarahan yang berlebihan. Bagaimanapun, kecuali penyebabnya adalah prakanker atau kanker, operasi ini harus adalah hanya opsi (pilihan) setelah solusi-solusi lain telah dicoba. 
Banyak prosedur-prosedur baru sedang dikembangkan untuk merawat tipe-tipe tertentu dari perdarahan vagina yang tidak teratur. Contohnya, studi-studi sedang dalam perjalanan untuk mengevaluasi teknik-teknik yang secara selektif menghalangi pembuluh-pembuluh darah yang terlibat pada perdarahan. Metode-metode yang lebih baru ini mungkin adalah pilihan-pilihan yang kurang rumit untuk beberapa pasien-pasien dan ketika mereka dievaluasi lebih jauh mereka akan mungkin menjadi lebih secara luas tersedia. 

 

 

 

 

 

















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragi. Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih di yakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
• Polip serviks
• Erosi portio
• Ulkus portio
• Trauma
• Polip endometrium




Tidak ada komentar:

Posting Komentar