ASUHAN KEBIDANAN
PADA PERDARAHAN DI LUAR HAID
KELOMPOK IX
ELA SUSANTI
HESTI NOFIA PRATIWI
SHINTA KURNIA
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN
DIII KEBIDANAN TANJUNG KARANG
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillahirabbil a’lamin,
puji syukur kami ucapkan kepada tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami
semua kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami dalam keadaan sehat wal’afiat.
Kami penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
makalah ini. Selain itu juga kami meminta maaf, apabila dalam penulisan
terdapat banyak kesalahan, sehingga menjadi kekurangan dalam makalah kami. Dan
semua kekurangan itu datangnya dari kami, sebagai mahkluk- Nya yang tidak
sempurna.
Kami penulis berharap makalah
kami ini dapat menjadi sarana informasi bagi para pembaca, sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan kita. Dan dengan meningkatnya pengetahuan kita tersebut,
insyaallah meningkat pula derajat kita di mata Sang Pencipta, amin.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Bandar
Lampung, November 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Perdarahan
diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua
macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa Penyebab Dari
perdarahan diluar haid yaitu :
- Polip serviks
- Erosi portio
- Ulkus portio
- Trauma
- Polip endometrium
Penyebab Fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.
- Polip serviks
- Erosi portio
- Ulkus portio
- Trauma
- Polip endometrium
Penyebab Fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian
Metroragia adalah perdarahan dari vagina
yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada
pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan
pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip
endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks, kelainan fungsional dan
penggunaan estrogen ). Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan
tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi
dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap
oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak
Klasifikasi
1. Metroragia
oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia
diluar kehamilan
II.2
Penyebab Perdarahan Di Luar Haid
1. POLIP SERVIKS
a) Pengertian
Polip
adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa (Denise
tiran : 2005 ).
Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran:2005)
Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran:2005)
Polip
serviks cukup lazim pada kelompok usia produktif. Ada dua tipe utama polip
serviks, endoserviks dan ektoserviks. Sebagian besar polip endoserviks berup
tumor kecil, biasanya tumor bertangkai (tetapi kadang-kadang tanpa tangkai),
terdiri atas epitel kolumner proliferatif dengan struktur pendunkung jaringan
penghubung dan pembuluh darah. Polip ini berasal dari endoserviks dan dapat
terjadi pada ostium eksterna sebagai tumor berdiameter seberapa milimeter
sampai beberapa centimeter, merah, lunak, rapuh dan bertangkai yang panjangnya
dapat mencapai 1 cm atau lebih. Polip dapat menyebabkan discharge atau
perdarahan abnormal. Kadang-kadang
leiomioma serviks atau uterus submukosa yang bertangkai dapat muncul
pada serviks.
Inflamasi
lokal dapat memainkan peranan pokok dalam pembentukan polip serviks.
Kadang-kadang polip berasal dari porsio serviks. Polip ektoserviks ini dilapisi
oleh epitel skuamosa dan lebih sering tidak bertangkai, fibrosa dan jarang
menimbulkan perdarahan dibanding polip endoserviks.
Komplikasi
lokal polip adalah torsi, nekrosis ujung polip dan infeksi. Meskipun sering
terjadi metaplasia, jarang terjadi anaplasia. Sitologi serviks seringkali
menunjukkan atipi yang meradang. Diagnosis banding harus mencakup produk
konsepsi, polip endometrium (adenokarsinoma atau sarkoma) dan prolaps dengan
leiomioma. Perubahan polip menjadi ganas jarang terjadi (<1 ada.="" atau="" avulsi="" bersama="" bersifat="" biasanya="" bukan="" dapat="" dasar="" dengan="" dilakukan="" eksisi.="" elektrokoagulasi="" faktor-faktor="" karena="" kekambuhan="" kuret="" o:p="" penyebab="" polip.="" polip="" polipektomi="" residitif="" sering="" seringkali="" terapi="" terjadi="" tetap="" tetapi="" timbulnya="" torsi="" untuk="" yang="">1>
b) Penyebab
Penyebab timbulnya polip serviks belum
diketahui dengan pasti. Namun sering dihubungkan dengan radang yang kronis,
respon terhadap hormon estrogen dan pelebaran pembuluh darah serviks.
Penampilan polip serviks menggambarkan respon epitel endoservik terhadap proses
peradangan. Polip servik dapat menimbulkan perdarahan pervaginam, perdarahan
kontak, pasca coitus merupakan gejala yang tersering dijumpai. Polip servik
yang terjadi sebagai akibat stroma local yang menutupi daerah antara kedua celah
pada kanalis servik. Epitellium silinder yang menutupi polip dapat mengalami
ulserasi
polip serviks pada dasarnya adalah suatu reaksi radang, penyebabnya sebagian besar belum diketahui. karena pada dasarnya adalah reaksi radang, maka ada kemungkinan :
1. radang sembuh sehingga polip mengecil atau kemudian hilang dengan sendirinya
2. polip menetap ukurannya
3. polip membesar.
polip serviks pada dasarnya adalah suatu reaksi radang, penyebabnya sebagian besar belum diketahui. karena pada dasarnya adalah reaksi radang, maka ada kemungkinan :
1. radang sembuh sehingga polip mengecil atau kemudian hilang dengan sendirinya
2. polip menetap ukurannya
3. polip membesar.
c) Gejala umum bentuk abnormal tersebut, yaitu :
Biasanya, tidak akan
ada gejala untuk polip serviks tetapi pada waktu penyakit ini akan ditandai
oleh:
1. Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode :
a. menstruasi,
b. setelah menopause
c. setelah hubungan seksual
d. dan setelah douching.
2. Polip serviks bisa meradang tetapi jarang menjadi terinfeksi periode normal berat atau menoragia keluarnya lendir putih atau kuning, sering disebut keputihan.
1. Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode :
a. menstruasi,
b. setelah menopause
c. setelah hubungan seksual
d. dan setelah douching.
2. Polip serviks bisa meradang tetapi jarang menjadi terinfeksi periode normal berat atau menoragia keluarnya lendir putih atau kuning, sering disebut keputihan.
Gejala
utamanya adalah terjadinya perdarahan diluar haid yang warnanya lebih terang
dari darah haid. Terutama timbul setelah melakukan senggama (Perdarahan Paska
Senggama = Post Coital Bleeding = PCB). Perlu dipertimbangkan juga adanya
kanker leher rahim jika ditemukan PCB. Walaupun kadang – kadang polip cervix
dapat berulang, namun 99% polip cervix bersifat jinak.
Banyak
polip serviks tidak memberikan gejala tetapi ada gejala utama adalah dasar
diagnosa perdarahan intermitten dan gejala-gejala umum ke-3 bentuk abnormal
tersebut:
a. Leukorea yang sulit disembuhkan.
b. Terasa discomfort dalam vagina
c. Kontak berdarah dan Terdapat infeksi.
Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai:
a. Jaringan bertambah
b. Mudah berdarah
c. Terdapat pada vagina bagian atas
a. Leukorea yang sulit disembuhkan.
b. Terasa discomfort dalam vagina
c. Kontak berdarah dan Terdapat infeksi.
Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai:
a. Jaringan bertambah
b. Mudah berdarah
c. Terdapat pada vagina bagian atas
Makroskopis
Dapat
tunggal atau multipel dengan ukuran beberapa centimeter, warna kemerah –
merahan dan rapuh. Kadang – kadang tangkainya jadi panjang sampai menonjol dari
introitus. Kalau asalnya dari portio konsistensinya lebih keras dan pucat
dengan tangkai yang tebal.
Histologi
Berasal
dari mukosa yang dilapisi oleh 1 lapis epitel yang terdiri dari sel – sel
silindris yang tinggi, yang khas berasal dari endocervix, dengan kelenjar
cervix dan stroma dari jaringan ikat yang halus disertai oedem dan infiltrasi
sel bulat. Sering pula disertai ulserasi pada ujungnya yang menyebabkan
terjadinya perdarahan. Banyak polip servic yang menunjukkan metaplasia yang
luas, disertai infeksi, menyerupai permulaan dari carcinum, Ca epidermoid
kadang – kadang berasal dari polip.
Faktor Resiko
Faktor Resiko
Faktor
risiko memiliki polip serviks meningkat pada wanita dengan diabetes mellitus
dan vaginitis berulang dan servisitis, polip serviks tidak pernah benar-benar
terjadi sebelum onset menstruasi. Hal ini biasanya terlihat pada wanita usia
reproduksi. Yang paling rentan terhadap penyakit ini adalah perempuan usia 40
sampai 50 tahun. Hal ini juga mengatakan bahwa polip serviks dapat ditemukan
pada insiden yang memicu produksi hormon. Wanita hamil memiliki risiko yang
lebih tinggi karena perubahan tingkat hormon, mungkin dari peningkatan produksi
hormon beredar juga
d) penatalaksanaan / terapi
d) penatalaksanaan / terapi
Bila
dijumpai polip serviks, dokter dapat mengambil 2 macam tindakan :
1. konservatif, yakni bila ukuran polip kecil, tidak mengganggu, dan tidak menimbulkan keluhan (misal sering bleeding, sering keputihan). dokter akan membiarkan dan mengobservasi perkembangan polip secara berkala.
2. agresif, yakni bila ukuran polip besar, ukuran membesar, mengganggu aktifitas, atau menimbulkan keluhan. tindakan agresif ini berupa tindakan curettage atau pemotongan tangkai polip. tindakan kauter ini bisa dilakukan dengan rawat jalan, biasanya tidak perlu rawat inap.
untuk tindakan pengobatan selain curettage untuk saat ini belum ada.
tapi untuk polip-polip yang ukurannya kecil (beberapa milimeter) bisa dicoba pemberian obat yang dimasukkan melalui vagina, untuk mengurangi reaksi radang. setelah pemberiannya tuntas, diperiksa lagi, apakah pengobatan tersebut ada efeknya pada polip atau tidak. jika tidak, maka untuk pengobatannya dengan kauterisasi.
1. konservatif, yakni bila ukuran polip kecil, tidak mengganggu, dan tidak menimbulkan keluhan (misal sering bleeding, sering keputihan). dokter akan membiarkan dan mengobservasi perkembangan polip secara berkala.
2. agresif, yakni bila ukuran polip besar, ukuran membesar, mengganggu aktifitas, atau menimbulkan keluhan. tindakan agresif ini berupa tindakan curettage atau pemotongan tangkai polip. tindakan kauter ini bisa dilakukan dengan rawat jalan, biasanya tidak perlu rawat inap.
untuk tindakan pengobatan selain curettage untuk saat ini belum ada.
tapi untuk polip-polip yang ukurannya kecil (beberapa milimeter) bisa dicoba pemberian obat yang dimasukkan melalui vagina, untuk mengurangi reaksi radang. setelah pemberiannya tuntas, diperiksa lagi, apakah pengobatan tersebut ada efeknya pada polip atau tidak. jika tidak, maka untuk pengobatannya dengan kauterisasi.
Bila
polip mempunyai tangkai kurus, tangkainya digenggam dengan forsep polip dan
diputar beberapa kali sampai dasar polipnya terlepas dari jaringan servik
dasarnya. Bila terdapat perdarahan pervaginam abnormal, maka diperlukan
curettage di RS untuk menyingkirkan keganasan servik dan endometrium.
Polip yang mudah terlihat dengan tangkai yang tipis dapat disekam dengan klem arteri atau forcep kasa dan dipluntir putus. Dianjurkan mengkauterisasi dasarnya untuk mencegah perdarahan dan rekurensi. Pasien yang mempunyai banyak polip mungkin terbaik diterapi dengan cara konisasi sehingga setiap polip yang tidak terlihat didalam kanalis tidak akan diabaikan. Biasanya, polipektomi cervix harus dilakukan bersama dengan suatu kuretase.
Polip yang mudah terlihat dengan tangkai yang tipis dapat disekam dengan klem arteri atau forcep kasa dan dipluntir putus. Dianjurkan mengkauterisasi dasarnya untuk mencegah perdarahan dan rekurensi. Pasien yang mempunyai banyak polip mungkin terbaik diterapi dengan cara konisasi sehingga setiap polip yang tidak terlihat didalam kanalis tidak akan diabaikan. Biasanya, polipektomi cervix harus dilakukan bersama dengan suatu kuretase.
Pencegahan
Ada
beberapa langkah yang dapat membantu mencegah infeksi dan ini:
1. Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini membantu mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembaban. Panas dan kelembaban membuat seorang wanita rentan terhadap infeksi vagina dan leher rahim.
2. Pakailah kondom setiap hubungan seksual. Ini mengurangi resiko infeksi menular seksual.
1. Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini membantu mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembaban. Panas dan kelembaban membuat seorang wanita rentan terhadap infeksi vagina dan leher rahim.
2. Pakailah kondom setiap hubungan seksual. Ini mengurangi resiko infeksi menular seksual.
3. EROSI PORSIO
a) Pengertian Erosi
Porsio
Erosio
porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada
daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi
dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat
tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi.
Erosi
porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian /
seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan
dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari
kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga
serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi
tanda awal dari kanker serviks.
Erosi serviks dapat
dibagi menjadi 3:
1) Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
3) Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.
1) Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
3) Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.
b) Penyebab erosi
serviks :
1. Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh.
a) Dalam kehamilan : erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
b) Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi.
c) Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim
d) Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil, krim, dll.
1. Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh.
a) Dalam kehamilan : erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
b) Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi.
c) Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim
d) Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy (HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh berupa pil, krim, dll.
2. Infeksi: teori bahwa
infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan
bahwa infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah
terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi.
3. Penyebab lain :
infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level
keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan
karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau
terkena speculum)
PatofisiologiTerjadinyaErosiPorsio
Proses
terjadinyaerosiportiodapatdisebabkanadanyarangsangandariluarmisalnya IUD. IUD
yang mengandungpolyethilien yang sudahberkaratmembentuk ion Ca,
kemudianbereaksidengan ion selsehat PO4 sehinggaterjadidenaturasi /
koalugasimembaranseldanterjadilaherosiportio.Bisajugadarigesekanbenang IUD yang
menyebabkaniritasilokalsehinggamenyebabkanselsuperfisialisterkelupasdanterjadilaherosiportio.
Dari posisi IUD yang tidaktepatmenyebabkanreaksiradang non
spesifiksehinggamenimbulkansekresisekret vagina yang
meningkatdanmenyebabkankerentananselsuperfisialisdanterjadilaherosiportio.
Dari
semuakejadianerosiportioitumenyebabkantumbuhnyabakteripatogen,
bilasampaikronismenyebabkanmetastasekeganasanleherrahim.Selaindan personal
hygien yang kurang IUD jugadapatmenyebabkanbertambahnya volume dan lama
haiddarahmerupakanmedaisuburuntukmasuknyakumandanmenyebabkaninfeksi,
denganadanyainfeksidapatmasuknyakumandanmenyebabkaninfeksi.
DenganadanyainfeksidapatmenyebabkanEpitelPortiomenipissehinggamudahmenggalamiErosiPortio,
yang ditandaidengansekretbercampurdarah, metrorrhagia, ostium uteri
eksternumtampakkemerahan, sekredjugabercampurdengannanah, ditemukanovulasinabathi.(Winkjosastro,
hanifa.Ilmukandunganjilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).
c) Gejala erosi
serviks:
(1) Mayoritas tanpa gejala
(2) Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi :
- Setelah berhubungan seksual (poscoital)
- Diantara siklus menstruasi
- Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina
(3) Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.
(1) Mayoritas tanpa gejala
(2) Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi :
- Setelah berhubungan seksual (poscoital)
- Diantara siklus menstruasi
- Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina
(3) Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.
d) Penanganan erosi porsio/erosi
serviks
1. Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
- Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan
Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit
1. Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
- Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan
Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit
4. ULKUS PORSIO
a)Pengertian
Ulkus
portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas
tidak jelas pada ostium uteri eksternum.
Portiomerupakansalahsatubagiandariservik.Dimanapadaporsiobisaterjadiberbagaipenyakit, salahsatunyasepertiUlkusPorsio.Definisidari Ulkus portio adalah suatu perdarahan dan luka yang terjadi pada portio, biasanya berwana merah dengan batasyang tidak jelas pada ostium uteri eksternum ( OUE ).Ulkus Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah. Ulkus porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh bendah yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan l ama – lama menjadi infeksi.
Portiomerupakansalahsatubagiandariservik.Dimanapadaporsiobisaterjadiberbagaipenyakit, salahsatunyasepertiUlkusPorsio.Definisidari Ulkus portio adalah suatu perdarahan dan luka yang terjadi pada portio, biasanya berwana merah dengan batasyang tidak jelas pada ostium uteri eksternum ( OUE ).Ulkus Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah. Ulkus porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh bendah yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan l ama – lama menjadi infeksi.
b)Etiologi
Ada beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya ulkus portio, antara lain :
Ada beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya ulkus portio, antara lain :
1. Pemakaian
pil,
2. Perlakuan
seksual yang tidak sehat,
Manipulasi penis juga dapat
menyebabkan ulkus portio,
karena pada saat coitus gerakan penis yang kurang sesuai dengan
vagina wanita, dapat menyebabkan gesekan dan benturan yang terlalu kuat
sehingga portio menjadi terluka
3. Keterpaparan
suatu benda pada sat pemasangan AKDR
Pada saat pemasangan alat
kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi.
AKDR juga mengakibatkan bertambahnya
volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya
kuman) penyebab terjadi infeksi.
4. Infeksi
pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan
epitel portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel
portio dan gampang terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
5. Pada
masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).
6. Rangsangan
luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan
epitel silinderis canalis servikalis.
c)Patofisiologi
Proses
terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya
IUD.IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca,
kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi /
koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan
benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel
superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi
ulkus. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik
sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan
kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian
ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis
menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
Selain dan
personal hygien yang kurang IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume
dan lama haid darah merupakan medai subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan
infeksi, dengan adanya infeksi dapatmasuknya kuman dan menyebabkan infeksi.Dengan
adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah
menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah,
metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur
dengan nanah, ditemukan ovulasi nabathi.
d)Gejala
1. Adanya fluxus,
1. Adanya fluxus,
2.
Portio terlihat kemerahan dengan batas yang tidak jelas,
3.
Adanya kontak blooding,
4.
Portio teraba tidak rata,
5. Pada perlukaan portio bisa tertutup
cairan atau lendir,
6. Berwujudgumpalan- gumpalan seperti bunga kol,
7. Dapatdengan mudah berdarah atautidak.
8.
Sekret bercampur darah setelah bersenggama.
9.
Dapat menimbulkan pendarahan kontak atau metrrrhagia.
10.
Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampah daerah kemerah-merahan
yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.
11.
Sekret juga tidak dapat bercampur dengan nanah
12.
Pada ulkus sering
di ketemukan ovula nobathii.
e)Penanggulangan
1. Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2. Menjaga kebersihan vagina
Bila kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
3. Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.
1. Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2. Menjaga kebersihan vagina
Bila kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
3. Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.
4.
TRAUMA
a) Pengertian
a) Pengertian
Trauma
adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis.
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan.
Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.
Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya diskontinuitas dari jaringan.
Sedangkan dalam pengertian medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan.
b)
Penyebab
Trauma
yang menyebabkan perdarahan di luar haid contohnya yang sering terjadi pada
akseptor IUD dan usai berhubungan intim (utamanya pada wanita yang telah
menopause).
Tempat perlukaan yang paling sering akibat koitus adalah dinding lateral Vagina, vorniks posterior dan kubah Vagina (setelah histerektomi).
Tempat perlukaan yang paling sering akibat koitus adalah dinding lateral Vagina, vorniks posterior dan kubah Vagina (setelah histerektomi).
c)
Gejala
Nyeri
vulva dan vagina, perdarahan dan pembengkakkan merupakan gejala-gejala yang
paling khas. Kemungkinan gejala lainnya adalah kesulitan dalam urinasi dan
ambulasi
d) Penanganannya
Penanganannya
sesuai dengan penyebabnya , misalnya trauma yang disebabkan translokasi IUD,
maka IUD nya harus dicabut, dan diganti dengan alat kontrasepsi lain.Sedangkan
buat para wanita yang menopause yang mengalami perdarahan setelah koitus, bisa
diberi terapi hormon.
5. POLIP ENDOMETRIUM
a) Pengertian
Polip
endometrium juga disebut polip rahim. Ia adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh
sangat lambat dalam dinding rahim. Mereka memiliki basis datar besar dan mereka
melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Bentuknya dapat bulat atau
oval dan biasanya berwarna merah. Seorang wanita dapat memiliki polip
endometrium satu atau banyak, dan kadang-kadang menonjol melalui vagina
menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. Polip endometrium dapat menyebabkan kram
karena mereka melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini dapat terjangkit jika
mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan darah mereka. Ada kejadian langka
saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah mengalaminya terkadang sulit
untuk hamil.
Polip
endometrium ditandai dengan adanya perdarahan abnormal pervaginam, paling umum
menometroragia atau perdarahan bercak ringan pasca menopause. Polip terjadi
dari umur 29-59 tahun dengan kejadian terbanyak setelah umur 50 tahun. Insiden
polip tanpa gejala pada wanita pasca menopause kira-kira 10%.
Polip
endometrium biasanya terjadi pada fundus dan dapat melekat dengan adanya
tangkai yang ramping (bertangkai) atau dasar yang lebat (tidak bertangkai).
Kadang-kadang polip prolaps melalui serviks. Secara makroskopis polip
endometrium tampak sebagai masa ovoid berukuran beberapa centimeter, licin
seperti beludru berwarna merah hingga coklat. Secara histologis, polip
endometrium mempunyai inti stroma dengan jaringan pembuluh darah yang jelas
serta permukaan mukosa endometrium yang dapat melapisi komponen glanduler.
Polip dibagian distal dapat menunjukkan perdarahan stroma, sel-sel radang,
ulerasi dan dilatasi pembuluh darah dilatasi. Kadang-kadang terjadi poliposis
multipel. Verian lain yang jarang adalah adenomioma bertangkai (dibedakan
dengan adanya pita penjalin otot polos).
Diagnosis
banding meliputi mioma submukosa, sisa produk konsepsi yang tertinggal, kanker
endometrium dan sarkoma campuran. Polip sesitif terhadap esterogen dan dapat
menjadi keganasan yang prognosisnya lebih baik dibandingkan kanker endometrium
non polipoid. Diagnosis mudah dibuat dengan histeroskopi dan pengobatannya
adalah eksisi. Tindakan ini mudah dilakukan dengan histeroskopi diikuti
kuretase tangkai. Sebuah senar kawat atau gunting dapat digunakan untuk
memotong dasar polip yang besar. Untuk menyingkirkan kanker endometrium, lebih
baik diambil sampel kanalis endoservikalis dengan kuretase dengan kuretase
ketika mengangkat polip. Selama dilakukan D & C, dilakukan eksplorasi kavum
uteri dengan forseps polip overstreet atau yang serupa. Polip cenderung
berulang dan histerostomi merupakan terapi definitif tetapi jarang dilakukan
untuk polip endometrium jinak.
b) Penyebab Tumbuhnya Polip
Penyebab tumbuhnya polip ini masih belum
jelas. Pada polip endometrium (lapisan rahim) diduga disebabkan karena pengaruh
hormon estrogen.
Polipmulut rahim diduga disebabkan karena pengaruh hormon estrogen dan infeksi.
Polipmulut rahim diduga disebabkan karena pengaruh hormon estrogen dan infeksi.
Polip endometrium maupun polip mulut
rahim bisa tumbuh tunggal atau banyak, bisa bertangkai pendek atau panjang,
bahkan bisa sampai keluar lewat mulut rahim ke vagina. Polip endometrium
terkadang memberikan keluhan.
kalau pun ada keluhan, biasanya adalah bisa berupa menstruasi tidak teratur, pendarahan diantara 2 siklus haid, pendarahan atau bercak pasca menopause dan pendarahan atau bercak pasca senggama atau rasa sakit saat haid.
kalau pun ada keluhan, biasanya adalah bisa berupa menstruasi tidak teratur, pendarahan diantara 2 siklus haid, pendarahan atau bercak pasca menopause dan pendarahan atau bercak pasca senggama atau rasa sakit saat haid.
b)
Gejala
Tidak
ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan mereka dapat
dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala,
tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya.
- Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid
- Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan
- Perdarahan haid yang terlalu berat
- Rasa sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)
- Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid
- Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan
- Perdarahan haid yang terlalu berat
- Rasa sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)
c)
Diagnosa dan Pengobatan
Polip
endometrium dapat dideteksi melalui pelebaran dan kuretase (D & C), CT
scan, ultrasound atau histeroskopi. Histeroskopi adalah prosedur dimana lingkup
kecil dimasukkan melalui leher rahim ke dalam rongga rahim untuk mencari polip
atau kelainan rahim lainnya.
Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi dengan menggunakan kuretase atau histerektomi. Jika kuretase dilakukan, polip dapat terjawab tapi untuk mengurangi risiko ini, rahim biasanya dieksplorasi oleh histeroskopi pada awal proses bedah. Sebuah polip besar dapat dipotong menjadi bagian-bagian sebelum sepenuhnya disingkirkan. Jika ditemukan polip menjadi kanker, histerektomi harus dilakukan. Ada probabilitas tinggi kekambuhan polip bahkan dengan perawatan di atas.
Polip endometrium dapat dihapus dan diobati melalui operasi dengan menggunakan kuretase atau histerektomi. Jika kuretase dilakukan, polip dapat terjawab tapi untuk mengurangi risiko ini, rahim biasanya dieksplorasi oleh histeroskopi pada awal proses bedah. Sebuah polip besar dapat dipotong menjadi bagian-bagian sebelum sepenuhnya disingkirkan. Jika ditemukan polip menjadi kanker, histerektomi harus dilakukan. Ada probabilitas tinggi kekambuhan polip bahkan dengan perawatan di atas.
Jenis tindakan Operasi yang dipilih
a) Miomektomi
mioma subserosum
bertangkai.
ingin punya anak lagi.
wanita muda.
dikuret dulu menyingkirkan kemungkinan keganasan.
Kerugiannya :
Melemahkan dinding otot
uterus dan dapat menyebabkan ruplura uteri saat kehamilan.
Menyebabkan perlengketan
dan residif.
b) Histerektomi
Totalis & Supravaginalis
Mioma yang besar dan multipel
Pertumbuhan mioma yang cepat
Histerektomi Totalis sebaiknya jika :
Fungsi reproduksi tak diperlukan lagi
Pertumbuhan mioma yang cepat
Terdapat perdarahan yang membahayakan
d)
Komplikasi dan Faktor Risiko
Polip
endometrium biasanya sel jinak. Mereka dapat menjadi prakanker atau kanker.
Sekitar 0,5 persen dari polip endometrium mengandung sel-sel adenokarsinoma.
Sel-sel ini akhirnya akan berkembang menjadi kanker. Polip dapat meningkatkan
risiko keguguran pada wanita yang menjalani fertilisasi in vitro dalam
perawatan. Jika mereka berkembang dekat saluran telur, mereka dapat menjadi
penyebab kesulitan dalam menjadi hamil.
Polip rahim biasanya terjadi pada wanita di usia 40-an dan 50-an. Wanita yang memiliki faktor risiko tinggi adalah mereka yang mengalami obesitas, memiliki tekanan darah tinggi. dan memiliki sejarah polip serviks dalam keluarga mereka.
Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya polip endometrium. Wanita yang menggunakan hormonal Intra Uterine Device yang tingkat tinggi levonorgestrel dapat mengurangi kejadian polip. Satu dari setiap sepuluh perempuan dapat memiliki polip endometrium, dan diperkirakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami pendarahan vagina abnormal memiliki polip endometrium.
Polip rahim biasanya terjadi pada wanita di usia 40-an dan 50-an. Wanita yang memiliki faktor risiko tinggi adalah mereka yang mengalami obesitas, memiliki tekanan darah tinggi. dan memiliki sejarah polip serviks dalam keluarga mereka.
Terapi penggantian hormon dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya polip endometrium. Wanita yang menggunakan hormonal Intra Uterine Device yang tingkat tinggi levonorgestrel dapat mengurangi kejadian polip. Satu dari setiap sepuluh perempuan dapat memiliki polip endometrium, dan diperkirakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang mengalami pendarahan vagina abnormal memiliki polip endometrium.
MERAWAT
PERDARAHAN VAGINA YANG TIDAK BERATURAN
Perawatan
untuk perdarahan vagina yang tidak teratur tergantung pada penyebab yang
mendasarinya. Setelah penyebabnya ditentukan, dokter memutuskan apakah
perawatan sebenarnya perlu. Adakalanya, semua yang diperlukan adalah
mengesampingkan penyebab-penyebab yang membahayakan dan untuk menentukan bahwa
perdarahan vagina yang tidak teratur tidak cukup mengganggu wanitanya untuk
diberikan obat atau perawatan. Jika persoalan-persoalan tiroid, hati, ginjal,
atau pembekuan darah ditemukan, perawatan diarahkan menuju kondisi-kondisi ini.
Obat-obat
untuk perawatan dari perdarahan vagina yang tidak teratur tergantung pada
penyebabnya. Contoh-contoh digambarkan dibawah:
• Jika penyebab dari perdarahan adalah ketiadaan dari ovulasi (anovulation), dokter-dokter mungkin meresepkan progesterone untuk diminum pada interval-interval yang teratur, atau obat pencegahan kehamilan oral, yang mengandung progesterone, untuk mencapai keseimbangan hormon yang tepat. Perawatan sejenis ini secara dramatis mengurangi risiko kanker kandungan pada wanita-wanita yang tidak berovulasi.
• Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah perubahan prakanker pada lapisan kandungan, obat-obat progesterone mungkin diresepkan untuk mengurangi pembentukan dari jaringan-jaringan lapisan kandungan yang prakanker dalam usaha untuk menghindari operasi.
• Jika seorang wanita telah berada tanpa mens-mens untuk kurang dari enam bulan dan berdarah secara tidak teratur, penyebabnya mungkin adalah transisi menopause. Selama transisi ini, seorang wanita adakalanya ditawarkan obat pencegah kehamilan oral untuk menegakan pola perdarahan yang lebih teratur, untuk menyediakan kontrasepsi sampai ia menyelesaikan menopause, dan untuk membebaskan rasa panas (hot flashes). Seorang wanita yang ditemukan menopause sebagai penyebab dari perdarahan yang tidak teraturnya mungkin juga menerima nasehat menopause jika ia mempunyai gejala-gejala yang menyusahkan.
• Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah polip-polip atau pertumbuhan-pertumbuhan jinak lainnya, ini adakalanya dikeluarkan secara operasi untuk mengontrol perdarahan karena mereka tidak dapat dirawat dengan obat.
• Jika penyebab dari perdarahan adalah infeksi, antibiotik-antibiotik adalah perlu. Perdarahan selama kehamilan memerlukan evaluasi darurat oleh seorang dokter kandungan (obstetrician). Endometriosis dapat dirawat dengan obat-obat dan/atau operasi (seperti laparoscopy).
• Adakalanya, penyebab dari perdarahan yang berlebihan tidak nyata setelah penyelesaian pengujian (dysfunctional uterine bleeding). Pada kasus-kasus ini, obat-obat pencegah kehamilan oral dapat memperbaiki kontrol siklus dan mengurangi perdarahan.
• Jika perdarahan berlebihan dan tidak dapat dikontrol dengan obat, prosedur operasi yang disebut dilation and curettage (D&C) mungkin adalah perlu. Sebagai tambahan pada pengurangan perdarahan yang berlebihan, D&C menyediakan informasi tambahan yang dapat mengesampingkan kelainan-kelainan dari lapisan kandungan.
• Adakalanya, hysterectomy adalah perlu ketika obat-obat hormon tidak dapat mengontrol perdarahan yang berlebihan. Bagaimanapun, kecuali penyebabnya adalah prakanker atau kanker, operasi ini harus adalah hanya opsi (pilihan) setelah solusi-solusi lain telah dicoba.
Banyak prosedur-prosedur baru sedang dikembangkan untuk merawat tipe-tipe tertentu dari perdarahan vagina yang tidak teratur. Contohnya, studi-studi sedang dalam perjalanan untuk mengevaluasi teknik-teknik yang secara selektif menghalangi pembuluh-pembuluh darah yang terlibat pada perdarahan. Metode-metode yang lebih baru ini mungkin adalah pilihan-pilihan yang kurang rumit untuk beberapa pasien-pasien dan ketika mereka dievaluasi lebih jauh mereka akan mungkin menjadi lebih secara luas tersedia.
• Jika penyebab dari perdarahan adalah ketiadaan dari ovulasi (anovulation), dokter-dokter mungkin meresepkan progesterone untuk diminum pada interval-interval yang teratur, atau obat pencegahan kehamilan oral, yang mengandung progesterone, untuk mencapai keseimbangan hormon yang tepat. Perawatan sejenis ini secara dramatis mengurangi risiko kanker kandungan pada wanita-wanita yang tidak berovulasi.
• Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah perubahan prakanker pada lapisan kandungan, obat-obat progesterone mungkin diresepkan untuk mengurangi pembentukan dari jaringan-jaringan lapisan kandungan yang prakanker dalam usaha untuk menghindari operasi.
• Jika seorang wanita telah berada tanpa mens-mens untuk kurang dari enam bulan dan berdarah secara tidak teratur, penyebabnya mungkin adalah transisi menopause. Selama transisi ini, seorang wanita adakalanya ditawarkan obat pencegah kehamilan oral untuk menegakan pola perdarahan yang lebih teratur, untuk menyediakan kontrasepsi sampai ia menyelesaikan menopause, dan untuk membebaskan rasa panas (hot flashes). Seorang wanita yang ditemukan menopause sebagai penyebab dari perdarahan yang tidak teraturnya mungkin juga menerima nasehat menopause jika ia mempunyai gejala-gejala yang menyusahkan.
• Jika penyebab dari perdarahan vagina yang tidak teratur adalah polip-polip atau pertumbuhan-pertumbuhan jinak lainnya, ini adakalanya dikeluarkan secara operasi untuk mengontrol perdarahan karena mereka tidak dapat dirawat dengan obat.
• Jika penyebab dari perdarahan adalah infeksi, antibiotik-antibiotik adalah perlu. Perdarahan selama kehamilan memerlukan evaluasi darurat oleh seorang dokter kandungan (obstetrician). Endometriosis dapat dirawat dengan obat-obat dan/atau operasi (seperti laparoscopy).
• Adakalanya, penyebab dari perdarahan yang berlebihan tidak nyata setelah penyelesaian pengujian (dysfunctional uterine bleeding). Pada kasus-kasus ini, obat-obat pencegah kehamilan oral dapat memperbaiki kontrol siklus dan mengurangi perdarahan.
• Jika perdarahan berlebihan dan tidak dapat dikontrol dengan obat, prosedur operasi yang disebut dilation and curettage (D&C) mungkin adalah perlu. Sebagai tambahan pada pengurangan perdarahan yang berlebihan, D&C menyediakan informasi tambahan yang dapat mengesampingkan kelainan-kelainan dari lapisan kandungan.
• Adakalanya, hysterectomy adalah perlu ketika obat-obat hormon tidak dapat mengontrol perdarahan yang berlebihan. Bagaimanapun, kecuali penyebabnya adalah prakanker atau kanker, operasi ini harus adalah hanya opsi (pilihan) setelah solusi-solusi lain telah dicoba.
Banyak prosedur-prosedur baru sedang dikembangkan untuk merawat tipe-tipe tertentu dari perdarahan vagina yang tidak teratur. Contohnya, studi-studi sedang dalam perjalanan untuk mengevaluasi teknik-teknik yang secara selektif menghalangi pembuluh-pembuluh darah yang terlibat pada perdarahan. Metode-metode yang lebih baru ini mungkin adalah pilihan-pilihan yang kurang rumit untuk beberapa pasien-pasien dan ketika mereka dievaluasi lebih jauh mereka akan mungkin menjadi lebih secara luas tersedia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan
yang terjadi dalam masa antara 2
haid. Ada dua macam perdarahan
di luar haid yaitu metroragia dan menometroragi. Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu
spotting dan dapat lebih di yakinkan dengan pengukuran suhu basal
tubuh.Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.
Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :
• Polip serviks
• Erosi portio
• Ulkus portio
• Trauma
• Polip
endometrium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar