Klimakterium dan Menopouse
Ayu Widyastuti
Detha Erenne Ch.
Hesti Yunitasari
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEBIDANAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Wanita
sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan
menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak
menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk
benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi
antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan
seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur 50 tahun.
Selanjutnya,
salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat menopause ini
sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk
energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang
dapat menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut. Terapi
Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban
pada saat terjadinya proses menopause ini. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas
pada pokok pembahasan
1.2 Tujuan
·
Mahasiswa mengerti tentang
menopause
·
Mahasiswa dapat menerapkan
dalam lahan praktek
·
Pembaca mengerti apa itu
menopause
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klimaterium
Klimakterium merupakan
periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang
terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium.
(Baziad, 2003. menopouse dan andropouse,hal.1 Nugroho, 2005. Obgyn. Obstetri
dan ginekogi .hal. 64, dan Wiknjosastro, Hanifa,2008.Ilmu kandungan hal 128. http://obgyn-rscmfkui.com/berita )
Klimakterium
mengacu pada periode
kehidupan seorang wanita saat ia berpindah dari tahap reproduktif ke tahap tidak reproduktif (M.Bobak,Irene.2005.keperawatan maternitas hal 1015, dan Benson,Ralph C.Buku Saku Obstetri dan ginekologi,2002,
hal 655,( http://hanscorp.web.id/makalah-tentang-kespro)
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa
reproduksi sampai awal masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. (http://kuliahbidan.wordpress.com/category/kewanitaan/klimakterium/, http://endriana25021989.wordpress.com/klimakterium/
Klimakterik ( gr klimaktér "skala, saat kritis dalam
kehidupan") mengacu pada wanita tahun-tahun hormonal perubahan
sebelum dan sesudah menopause dengan
transisi dari fase reproduksi postmenopause. Periode ini disebut sepele seperti menopause
(http:wikipedia.com/menopausedanklimakterium)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
klimekterium adalah periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua
(senium) yaitu tahap tidak reproduktif dan terjadi akibat menurunnya fungsi
generatif ataupun endokrinologik dari ovarium dan terjadi ada umur 40 – 65 tahun.
Klimakterium dibagi dalam beberapa fase, yaitu : :
- Pramenopause
adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya siklus haid yang tidak
teratur, memanjang, sedikit atau banyak yang kadang-kadang disertai rasa
nyeri.
- Perimenopause
adalah fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause.
- Menopause
adalah perdarahan haid yang terakhir.
- Pascamenopause
adalah masa setelah mengalami menopause 12 bulan.
- Senium
adalah bila seorang wanita talah memasuki usia pascamenopause lanjut
sampai usia > 65 tahun (Ali Badziad, 2003).
2.1.1 Tanda-tanda awal dari klimaterium dan
menopause
Tanda awal klimaterium
Masa ini ditandai denngan
berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif yaitu; Terjadi perubahan
pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan
menurunnya sintesis steroid seks, berhenti haid dan ditandai dengan turunnya
kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.
Tanda awal menopause
-
Perubahan kejiwaan
Perubahan yang dialami oleh
wanita dengan menjelang menopause adalah; merasa tua, mudah tersinggunga, mudah
kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual
suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan
sulit mencapai kepuasan (otgasme), dan juga merasa tidak berguna dan tidak
menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
-
Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang
wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit
mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan
menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam,
kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat
menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan
makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan
gangguan buang iar besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjadi pada alat
genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama
menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang
senggama). Daerah sensitive makinsulit untuk dirangsang. Saat berhubungan
seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi
oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran,
artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang
trutama terjadi pada persendian paha.
Gangguan klimaterium dan
menopause
A. Gangguan pada klimakterium
ialah :
1) Gangguan
neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai
gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala,
desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas,
jari-jari atrofi dan gangguan usus.
2) Gangguan
psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat
berkurang, dan susah tidur. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau
amenorea, mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis,
atritis, aterosklerosis, sclerosis koroner, dan adipositas.
B. Gangguan menopause ialah
jadwal menopause
1) Menopause
premature
a. Terhentinya
haid pada umur 40 tahun
b. Terdapat
gejala premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin
2) Menopause
terlambat
§
Berhentinya haid setelah umur 55 tahun
§
Terdapat gejala menopause
§
Kelainan organic pada masa menopause
Dengan rangsangan estrogen
terus-menerus tanpa selingan progesterone memberikan peluang terjadinya keadaan
patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk :
1)
Perdarahan disfungsional semakin meningkat
2)
Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak;
mioma uteri, polip endometrial, polip servikal
3)
Karsinoma korpus uteri
4)
Keganasan payudara
2.2 Konsep
Dasar Menopause
2.2.1
Pengertian Menopause
Menopouse diartikan
sebagai haid alami terakhir , dan hal ini tidak terjadi bila wanita menggunakan
kontrasepsi hormonal pada usia perimenopouse (Baziad, 2003. menopouse dan
andropouse, hal. 5, http://obgyn-rscmfkui.com/berita. )
Menopause
adalah seperti pubertas
merupakan fase alami dalam kehidupan seorang wanita dan bukan penyakit.
Biasanya tidak memerlukan pengobatan kecuali ketidaknyamanan yang kuat yang
disebabkan oleh perubahan hormonal(http:wikipedia.com/menopausedanklimakterium)
Menopouse merupakan sebuah kata
yang mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal
dari bahasa yunani, yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya
haid (Nugroho,
2005. Obgyn. Obstetri dan ginekogi .hal. 64 dan M.Bobak,Irene. 2005.keperawatan maternitas hal 1015)
Menopouse adalah kehidupan setelah menstruasi terakhir (Benson,Ralph C.Buku Saku Obstetri dan ginekologi,2002, hal 655 ,Wiknjosastro,
Hanifa,2008.Ilmu kandungan Halaman 128, http://hanscorp.web.id/makalah-tentang-kespro)
Jadi dapat disimpulakan bahwa
menopouse adalah fase ketika berhentinya menstruasi alami tanpa pengaruh
kontrasepsi hormonal
2.2.2
Etiologi Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat,
sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen
pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya
menopouse. Oleh karena itu, menopouse diartikan sebagai haid alami terakhir,
dan hal itu tidak terjadi bila wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada
usia perimenopouse . perdarahan lucut terus terjadi selama wanita masih
menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami
keluhan klimakterik. Kita tidak pernah tahu kapan wanita tersebut memasuki usia
menopouse. Untuk menentukan diagnosis menopouse, pil kontrasepsi harus segera
dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.
Bila pada usia perimenopause ditemukan ditemukan kadar
FSH dan estradiol yang bervariasi (tinggi atau remdah), maka setelah memasuki
usia menopause akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (> 40 Miu/ml).
Kadar estradiol pada awal menopause dijumpai rendah hanya pada sebagian wanita,
sedangkan pada sebagian wanita lain, apalagi pada wanita gemuk, kadar estradiol
dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi
estrogen di dalam jaringan lemak. Diagnosis menopause merupakan diagnosis
retrospektif. Bila wanita tidak haid selama 12 bulan , dan dijumpai kada FSH
darah >40 Miu/ml dan kadar Estradiol < 30pg/ml, telah dapat dikatakan
wanita tersebut telah mengalami menopause.(Ali Baziad, 2003)
2.2.3
Patofisiologi Menopause
Sebelum seorang wanita mengalami menopause, telah
terjadi perubahan anatomis pada ovarium berupa sclerosis vaskuler, pengurangan
jumlah folikel primordial, serta penurunan aktivitas sintesa hormon steroid.
Penurunan hormon estrogen akan berlangsung dimulai pada awal masa klimakterium
dan makin menurun pada menopause, serta mencapai kadar terendah pada saat
pascamenopause (Deborah, 2006).
Penurunan ini menyebabkan berkurangnya reaksi umpan
balik negatif terhadap hypothalamus, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan
produksi gonadotropin sehingga membuat pola hormonal wanita klimakterium
menjadi hipergonadotropin, hipogonadisme. Dengan menurunnya kadar estrogen di
dalam tubuh maka fungsi fisiologis hormon tersebut akan menjadi terganggu.
Perubahan fisiologik sindroma kekurangan estrogen akan menampilkan gambaran
klinis berupa gangguan neurovegetatif, gangguan palkis, gangguan somatic, dan
gangguan siklus haid. (Ali Baziad, 2003).
2.2.4 Gejala
Menopause
Turunnya fungsi ovarium mengakibatkan hormon terutama
estrogen dan progesteron sangat berkurang di dalam tubuh kita. Kekurangan
hormon estrogen ini menyebabkan perubahan-perubahan :
A.
Perubahan Organ Reproduksi
Akibat berhentinya haid, berbagai organ reproduksi
akan mengalami gangguan, diantaranya :
1.Uterus
Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstesial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol.
Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstesial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol.
2. Tuba Falopi
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan
mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang.
3. Serviks
Serviks akan mengkerut, epitelnya menipis dan mudah
cedera. Kelenjar endoservikal juga atropi dan lendir serviks menjadi berkurang.
4.Vagina
Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya
rugae, berkurangnya vaskularisasi, elastistik yang berkurang, sekret vagina
menjadi encer.
5.Dasar pinggul
Kekuatan dan elastistik menghilang, karena atrofi dan
melemahnya daya sokong prolaps utero vaginal.
6. Perineum dan anus
Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya
menghilang yang menyebabkan tonus spincter melemah dan menghilang.
7.Vesica Urinaria
Aktivitas kendali otot kandung kemih menurun sehingga
lebih sering ingin buang air kencing.
8. Payudara
Bentuk payudara akan mengecil, mendatar dan mengendor.
Hal ini terjadi karena pengaruh atrofi pada kelenjar payudara. Puting susu
mengecil dan pigmentasinya berkurang.
B. Perubahan
Hormon
Pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah
perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang. Begitu juga perubahan yang
terjadi pada hormon progesteron. Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan
terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haidnya mulai
terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat
rendahnya hormon estrogen.
C. Perubahan
Fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik
mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara
tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas.
Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin,
pusing, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar . Beberapa
keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1. Ketidakteraturan Siklus Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid,
kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya.
Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak,
tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Normalnya haid akan berakhir
setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir
setelah satu minggu atau lebih (Zainuddin Sri Kuntjoro, 2002).
2. Gejolak Rasa Panas (Hot flushes)
Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai
berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Munculnya hot
flushes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke
beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga
menit yang disertai keringat banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat
ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa
letih yang serius bahkan menjadi depresi (Zainuddin Sri Kuntjoro, 2002).
3. Kekeringan Vagina
Perubahan pada organ reproduksi, diantaranya pada
daerah vagina sehingga dapat menimbulkan rasa sakit saat berhubungan intim.
Selain itu, akibat berkurangnya estrogen menyebabkan keluhan gangguan pada
epitel vagina, jaringan penunjang dan elastisitas dinding vagina. Padahal,
epitel vagina mengandung banyak reseptor estrogen yang sangat membantu
mengurangi rasa sakit dalam berhubungan seksual (Kasdu Dini, 2002).
4. Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit,
ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis
terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah
mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini
menjadi lebih permanen dan jelas (Zainuddin Sri Kuntjoro, 2002).
5. Keringat Berlebihan
Pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang
mengatur termostat tubuh pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara
mendadak menjadi panas sehingga tubuh menjadi berkeringat. Gejala ini sering
dialami pada malam hari (Dini Kasdu, 2002).
6. Gangguan Tidur
Kurang nyenyak tidur pada malam hari menurunkan
kualitas hidup wanita menopause. Estrogen memiliki efek terhadap kuaitas tidur.
Reseptor estrogen telah ditemukan di otak yang mengatur tidur (Ali Baziad,
2003).
7. Perubahan pada Mulut dan Hidung
Kekurangan estrogen menyebabkan perubahan mulut dan
hidung. Selaput lendirnya berkerut, aliran darah berkurang, terasa kering dan
mudah terkena gingivitis. Kandungan air liur juga mengalami perubahan.
Pemberian estrogen dapat mengurangi keluhan tersebut (Ali Baziad, 2003).
8. Gangguan pada Otot dan Sendi
Banyak wanita menopause mengeluh nyeri otot dan sendi.
Sebagian wanita, nyeri sendi erat kaitannya dengan perubahan hormonal yang
terjadi. Timbulnya osteoartrosis dan osteoartritis dapat dipicu oleh kekurangan
estrogen, karena kekurangan estrogen menyebabkan kerusakan matrik kolagen
sehingga tulang rawan ikut rusak. Kejadiannya meningkat dengan meningkatnya
usia (Ali Baziad, 2003).
D. Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita
menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam
menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun, hilangnya jabatan
atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan wanita menopause
tersebut.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika
menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian,
tidak sabar, tegang, cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga
diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak
dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan femininitas
karena fungsi reproduksi yang hilang. Beberapa keluhan psikologis yang
merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1. Ingatan menurun
Gejala ini terlihat bahwa sebelum irienopause wanita
dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi
kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana,
padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
2. Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause
dan lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan
dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak
pernah dikhawatirkan. Kecemasan pada ibu-ibu lansia yang telah menopause
umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang
kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari orang di sekitarnya, namun
ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitamya telah
memberi dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause
namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya.
3. Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas dari rasa cemas,
termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar
dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga bahkan
menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita
energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap
penyakit.
4. Depresi
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika
Serikat dan Eropa diperkirakan 9,00% s/d 26,00% wanita dan 5,00% s/d 12,00%
pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka.
Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,50% s/d 9,30% wanita dan 23,00% s/d 3,20%
pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat
dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada
pria.
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih,
karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan
kesempatan untuk memiliki anak, dan kehilangan daya tarik. Wanita merasa
tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi
masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali,
kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang
sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita
mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau
proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan
(Zainuddin Sri Kuntjoro, 2002).
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menopause
Ø Usia Saat
Haid Pertama Kali (Menarche)
Beberapa ahli yang melakukan
penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid
dengan usia seorang wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari
penelitian-penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami
haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
Ø Jumlah Anak
Meskipun belum ditemukan hubungan
antara jumlah anak dan menopause, tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa
makin sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka
memasuki masa menopause.
Ø Usia
Melahirkan
Masih berhubungan dengan melahirkan
anak, bahwa semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai
memasuki usia menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess
Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan di
atas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini
terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ
reproduksi. Bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh.
Ø Faktor
Psikis
Perubahan-perubahan psikologis
maupun fisik ini berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah
berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan
akademik, timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur,
rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan, tidak sabar lagi dll. Perubahan
psikis ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan wanita untuk menyesuaikan
diri.
Ø Sosial
Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi
faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor di atas cukup
baik, akan mengurangi beban fisiologis, psikologis. Kesehatan akan faktor
klimakterium sebagai faktor fisiologis.
Ø Budaya dan
Lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah
dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan
diri dengan fase klimakterium dini.
2.4 Kebutuhan Dasar Menopause
Kebutuhan dasar pada menopause pada dasarnya sama
dengan kebutuhan dasar manusia.
Abraham Harold Maslow (1908-1970), ahli psikologi membagi kebutuhan manusia menjadi 5, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, prestise dan aktualisasi diri.
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) menurut Abraham Maslow adalah sebagai berikut:
Abraham Harold Maslow (1908-1970), ahli psikologi membagi kebutuhan manusia menjadi 5, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, prestise dan aktualisasi diri.
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) menurut Abraham Maslow adalah sebagai berikut:
-
Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs), yaitu
kebutuhan makanan, minuman, tempat tinggal dan lain-lain.
-
Kebutuhan Keamanan (Safety Needs), yaitu kebutuhan akan
perlindungan keselamatan terhadap bahaya atau kekerasan
-
Kebutuhan Sosial (Social Needs) timbul bila kedua
kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi, yaitu kebutuhan akan afiliasi,
persahabatan serta memberi dan menerima kasih sayang/dihargai dengan/dari/oleh
orang lain dalam kehidupan sosial masyarakat.
-
Kebutuhan Prestise (Ego/Esteem Needs), yaitu kebutuhan
akan penghargaan untuk penghormatan diri, status, perhatian hingga penerimaan
orang lain, yang muncul bila ketiga kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi. Menurut
Maslow kebutuhan ini jarang dapat dipuaskan.
-
Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
merupakan kebutuhan terakhir apabila keempat kebutuhan lainnya di atas telah
terpenuhi, yang dapat mendorong perilaku seseorang untuk dapat mempertinggi kemampuan
kerja.
Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia tersebut
adalah berjenjang seperti piramid, yang mempunyai anak-anak tangga kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan harus dipenuhi dari kebutuhan tingkat pertama dan naik ke
tangga-tangga kebutuhan berikutnya, tanpa bisa meloncat (Syukri, 2006).
2.5 Manajemen kebidanan
klimakterium dan menopause
Bagaimana bidan menghadapi
masalah klimaterium di tengah masyarakat. Seperti dikemukakan bahwa hanya
sekitar 25 % wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen tubuh dan
memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi. Pemberian substitusi hormon
tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karena bidan dapat mengambil
langkah :
•
Melakukan KIEM sehingga wanita denngan keluhan
menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas
•
Bidan berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter
ahli
•
Setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan
•
Bidan dapat merujuk penderita ke Rumah Sakit
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik
mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara
tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas.
Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin,
pusing, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar .
Bagaimana bidan menghadapi
masalah klimaterium di tengah masyarakat. Seperti dikemukakan bahwa hanya
sekitar 25 % wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen tubuh dan
memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi. Pemberian substitusi hormon
tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karena bidan dapat mengambil
langkah :
•
Melakukan KIEM sehingga wanita denngan keluhan
menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas
•
Bidan berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter
ahli
•
Setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan
•
Bidan dapat merujuk penderita ke Rumah Sakit
3.2
SARAN
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering
ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita kehilangan
identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita yang mengalami
masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang dalam
berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa
menopause akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa
menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari
berbagai pihak, terutama keluarga.
Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup
kita semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan
kelak. Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause
nanti, yaitu :
1) Tidak
merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti),
2) Tidak minum
alkohol,
3) Sering
berolah raga secara teratur,
4) Makan makanan
yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai sebagai sumber
fitoestrogen)
5) Cukup
terkena cahaya matahari.
DAFTAR PUSTAKA
Baziad,Ali. 2005. Menopause Dan Andropause. EGC.
Jakarta: 2003.
Benson &
Pernoll. 2002. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi . EGC
Bobak,dkk. 2005. Keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC.
Nugroho,
Taufan, 2005. Obstetri dan Ginekologi untuk Kebidanan dan Keperawatan. NucMed.
Wiknjosastro, H, 1997, Wanita
dalam Berbagai Masa Kehidupan, edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta.
http://obgyn-rscmfkui.com/berita.php?id=405
http:wikipedia.com/menopausedanklimakterium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar