Sabtu, 08 Februari 2014

KEHIDUPAN JANIN DARI INTRA KE EKSTRA UTERI



KEHIDUPAN JANIN DARI INTRA KE EKSTRA UTERI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus. Maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan , sirkulasi dan lain-lain. Hal ini untuk mengenal / menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera yang berhubungan dengan bayi baru lahir.
Sehingga dengan di buatnya makalah ini kami lebih mengerti secara detail tentang transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa proses dari transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri
 Sistem-sistem yang di pengaruhi dari transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri.
1.3 Tujuan
 Untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen pembimbing
 Sebagai bahan acuan sebagai seorang calon bidan dalam mengamati transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri
 Untuk menambah pengetahuan yang lebih mendetail.
BAB II
PEMBAHASAN
TRANSISI KEHIDUPAN JANIN DARI INTRA KE EKSTRA UTERI
2.1 Transisi pada sistem Pernapasan
Setelah bayi lahir dan ibu yang sedang tidak dalam pengaruh anestesi, biasanya bayi akan mulai bernafas segera dan mempunyai irama pernapasan yang normal dari semula. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigensi janin sebelum bayi lahir adalah plsenta. Selama masa kehamilan bayi mengalami banyak perkembangan yang menyediakan infrastruktur untuk mulainya proses pernapasan. Pada masa kehamilan di trimester II atau III janin sudah mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang dan sudah mampu menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada tempat pertemuan antara udara- alveoli. Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis sehinga memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran udara.
Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif untuk melawan pengaruh tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi sekali membuka alveoli, pernapasan selanjutnya dapat di pengaruhi pergerakan pernapasan yang relatif lemah. Untungnya pernapasan bayi baru lahir yang pertamakali sangat kuat, biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif sebesar 50 mmHg dalam ruang intrapleura.
Pada bayi baru lahir, kekuatan otot–otot pernapasan dan kemampuan diafragma untuk bergerak, secara langsung mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi dan ekpirasi. Bayi yang baru lahir yang sehat mengatur sendiri usaha bernapas sehingga mencapai keseimbangan yang tepat antar-oksigen, karbon dioksida, dan kapasitas residu fungsional. Frekwensi napas pada bayi baru lahir yang normal adalah 40 kali permenit dengan rentang 30–60 kali permenit ( pernapasan diafragma dan abdomen ) apabila frekwensi secara konsisten lebih dari 60 kali permenit, dengan atau tanpa cuping hidung, suara dengkur atau retraksi dinding dada, jelas merupakan respon abnormal pada 2 jam setelah kelahiran.

2.2 Transisi Pada Sistem Sirkulasi
Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan fetal dan hati hanya berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa.
  • Peredaran darah janin
Darah janin dialirkan ke placenta melalui aa, umbilacales dan disini di muat dengan bahan makanan berasal dari darah ibu. Darah ini masuk ke dalam badan janin melalui vena umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kmeudian diangkut melalui vena hepatica ke dalam vena cava inferior.cabang satunya ialah :
Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava interior.
Dengan demikian vena cava inferior setelah di masuki darah v. hepatica dan darah ductus venosus arantii mengandung darah bersih, tapi dicampuri “ darah Kotor “ dari anggota bawah janin.
Darah dari v. cava inferior setelah masuk kedlam serambi kanan sebagaian masuk ke serambi kiri melalui foramen ovale, dan sebagaian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama dengan darah vena cava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas.
Darah dari bilik kanan masuk ke a. pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke paru-paru sebagaian dialirkan ke aorta melalui ductus arteriosus botalli. Sebagaian kecil pergi keparu-paru dan melalui vena pulmonalis masuk keserambi kiri dan bersama dengan darah dari vena cava inferior masuk ke dalam bilik kiri, dan terus ke aorta.
Darah yang keparu-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh. Darah Aorta disebarkan ke alat-alat badan, tatapi darah banyak menuju kea a. hypogastricae ( cabang dari art. Iliaca communis ) lalu kea a. umbilicales dan selanjutnya ke placenta.
Jadi darah yang berdar kejanin selalu bersifat “ darah campuran “ dan isi vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta. Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan art. Purmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Ductus arteriosus Botalli tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas.
Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam v cava inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam serambi kanan berkurang, sebaliknya tekanan dalam serambi kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertambah, akibatnya ialah penutupan foramen ovale.
Sisa ductus arteriosus bottalli disebut ligamentum arteriosus dan dari ductus venosus arantii menjadi legamentum vesico umbilicale laterale kiri dan kanan. Telah di katakana bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebiuh cepat, kadar Hb janin tinggi ( sampai 18 gr% ) dan erythrocytnya banyak ( 5,5 juta per mm).
Hb janin sedikit berbeda dari Hb oang dewasa
Hb, janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb , orang dewasa pada sumsum merah.
Hb, janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan Odari pada darah orang dewasa.
Hb, janin baru di ganti seluruhnya oleh Hb, biasa pada umur 4 bulan atau lebih.
Selama janin dalam rahim ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan . pergerakan ini rupanya perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru, jadi pernafasan setelah anak lahir , sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterin.
  • Transisi Pada Darah
Pada umumnya bayi baru lahir ( BBL) dilahirkan dengan nilai hemoglobin ( Hb) yang tinggi. Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada periode janin, namun akan lenyap pada satu bulan pertama kehidupan selama beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat sedangkan volume plasma akan menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada 51 – 56% neonatus. Pada saat kelahiran meningkat dari 3% manjadi 6% , pada minggu ke-7 sampai ke-9 setelah bayi baru lahir akan turun perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi baru lahir :
1. waktu pengkleman tali pusat. Penundaan pengkleman tali pusat dapat meningkatakan volume darah neonotus 25-40% , keuntungan penundaan pengkleman :
a. Volume yang besar meningkatkan perfusi kapiler baru
b. Berlanjutnya bolus darah teroksigenasi selama nafas pertama yang tidak teratur.
2. Pencapaian oksigenasi adekuat yang lebih cepat membuat penutupan struktur janin.
3. Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir
Sedangkan darah merah BBL memiliki umur yang singkat , yaitu 80 hari , sedangkan sel darah merah orang dewasa 120 hari. Pergantian sel yang cepata ini menghasilkan lebih banyak sampah metabolic akibat penghancuran sel termasuk bilirubin yang harus di metabolisme. Muatan bilirubin yang berlebihan ini menyebabkan ikterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, terdapat hitung retukulosit yang tinggi pada bayi baru lahir yang mencerminkan pembentukan sel darah merah baru dalam jumlah besar.
Sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki rentang dari 10.000 hingga 30.000/mm. peningkatan lebih lanjut dapat terjadi pada BBL normal selama 24 jam pertama kehidupan. Pada saat menangis yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel darah putih mengandung granulosit dalam jumlah yang besar.
2.3 Transisi Termogulasi
Pada saat didalam rahim ibu, janin tidak perlu mengatur suhu tubuh, hal ini di sebabkan karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit. Suhu janin biasanya lebih tinggi 0,6°C dari pada suhu ibu. Pada saat lahir, pada umumnya akan kehilangan panas tubuh, hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor meliputi :
1. area permukaan tubuh bayi yang sangat luas
2. Berbagai tingkat insulasi lemak subkutan
3. derajat fleksi otot.
Bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan yang normal dan memiliki fleksi otot yang baik, memiliki perlindungan alami terbaik terhadap kehilangan panas. Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui empat cara, yaitu konveksi, konduksi, evaporasi, dan radiasi.
Neonatus dapat menghasilkan panas dengan cara :
1. menggigil, cara ini kurang efisien, karena terlihat hanya pada kondisi stress dingin berat.
2. aktivitas otot volunteer. Manfaatnya sangat terbatas.
3. Termogenesis tanpa menggigil, peningkatan kecepatan metabolisme atau penggunaan lemak cokelat ( brown fat ) untuk memproduksi lemak. Brown fat ( lemak cokelat ) di mobilisasi untuk menghasilkan panas.
Dampak panas bagi neonotus adalah hipoglikemia, hipoksia, atau asidosis, dampak tersebut merupakan akibat peningkatan kebutuhan metabolisme yang disebabkan oleh usaha bayi baru lahir untuk membuat zona suhu yang netral
 Temperatur bayi lahir adalah sekitar 37,2°C pada saat kalehiran karena selama ini mereka berada dalam organ internal tubuh.
 Temperatur ini turun dengan cepat hampir di bawah normal karena kehilangan panas dan mekanisme regulasi temperatur yang belum matang sekitar 21° sampai 22°C, temperatuir ruang penerimaan manambah kehilangan panas ini.
 Bayi baru lahir kehilangan panas melalui empat mekanisme yang terpisah : konveksi, konduksi, radiasi, dan evaporasi.
 Bayi baru lahir tidak hanya mudah kehilangan panas, tetapi juga kesulitan menahan nafas dalam berbagai lingkungan karena mereka mempunyai sedikit lemak subkutan untuk menutupi dan mereka jarang menggigil , suatu kondisi yang menyebabkan peningkatan metabolisme dan menghasilkan panas.
 Bayi baru lahir dapat menahan panas dengan jalan vasokonstriksi pembuluh darah.
 Lemak cokelat, jaringan khusus yang di temukan pada bayi baru lahir matur tampaknya membantu dalam menahan atau memproduksi panas tubuh dengan meningkatkan metabolisme.
Respon Fisilogis terhadap persalinan
 Bayi baru lahir yang terpajan udara dingin akan menendang dan menangis untuk meningkatkan kadar metabolisme guna memproduksi panas tubuh, untuk meningkatkan kebutuhan oksigen dan meningkatkan nilai pernapasan.
 Bayi baru lahir yang tidak dapat meningkatkan nilai pernapasannya ( bayi baru lahir imatur dengan perkembangan paru-paru yang buruk ) sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan, tidak mampu mendistribusikan oksigen secara adekuat ke berbagai sistem tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya katabolisme aerobik dari sel-sel tubuh, yang dapat berkembang menjadi asidosis yang mengancam jiwa.
 Bayi tersebut juga menjadi lemah, sehingga semakin memperburuk kondisi sistem kardiovaskular yang sudah bermasalah.
Transisi kamampuan Memperoleh Sumber Glukosa
Pada saat bayi lahir dan tali pusar di klem, bayi harus menemukan cara untuk mempertahankan keseimbangan glukosa yang esensial bagi fungsi otaknya. Pada setiap bayi baru lahir kadar glukosa darah akan turun selama periode waktu yang singkat ( 1 – 2 jam setelah kalahiran ), sistem pada bayi baru lahir yang sehat belajar untuk mengoreksi secara mandiri penurunan kadar glukosa darah yang dapat terjadi dalam tiga cara yaitu :
1. Malalui penggunaan ASI
2. Malalui cadangan glikogen
3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber-sumber yang lain, khususnya lipid
Bayi baru lahir yang sehat menghasilkan glukosa sebanyak 4-8 mg/kg/menit sebagai respons terhadap kebutuhan. Kebutuhan untuk mengkoreksi secara mandiri kadar glukosa darah adalah bagaian permanen keberadaan bayi di luar rahim.
2.4 Transisi Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan menelan. Pada saat lahir, reflek muntah dan batuk yang matur telah lenyap. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna sumber makanan dari luar cukup terbatas. Sebagaian besar keterbatasan tersebut membutuhkan berbagai enzim dan hormon pencernaan yang dapat di saluran cerna ( mulai dari mulut sampai dengan usus ).
Kamampuan absorpsi karbohidrat pada bayi baru lahir kurang efisien, sedangkan absorpsi monosakarida ( glukosa ) telah efisien. Regurgitasi pada bayi baru lahir disebabkan oleh sfingter jantung, sambungan esophagus bawah, dan lambung yang tidak sempurna. Kapasitas lambung pada bayi baru lahir cukup bulan sangat terbatas, kurang dari 30cc. hal ini di sebabkan karena usus bayi baru lahir relatif tidak matur dan sistem otot yang menyusun organ tersebut lebih tipis dan kurang efisien di bandingkan orang dewasa sehingga gelombang peristaltiknya sukar untuk di prediksi. Lipatan dan vili dinding usus belum berkembang sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus bayi baru lahir tidak berganti dengan cepat sehingga meningkatkan absorpsi yang paling efektif. Awal pemberian makan oral menstimulasi lapisan usus agar matur dengan meningkatkan pergantian sel yang cepat dan produksi enzim mikrovilus. Epitel sel yang tidak matur mempengaruhi usus untuk melindungi dirinya dari zat-zat yang sangat berbahaya.
Pada awal kehidupan, bayi baru lahir menghadapi proses penutupan usus ( permukaan epitel usus menjadi tidak permeable terhadap antigen ). Sebelum penutupan usus bayi akan rentan terhadap infeksi virus / bakteri dan juga terhadap stimulasi allergen melalui penyerapan molekul-molekul besar oleh usus. Kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam menyimpan cairan daripada kolon orang dewasa sehingga bayi cenderung mengalami kompilasi kehilangan cairan, misalnya gangguan diare.
2.5 Transisi Sistem Imunologi
Pada bayi baru lahir memiliki dua imunitas, yaitu imunitas alami dan imunitas yang didapat. Imunitas alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh imunitas alami meliputi :
1. perlindungan bariel yang diberikan oleh kulit dan membrane mukosa
2. kerja seperti saringan oleh saluran nafas.
3. kolonisasi pada kulit dan usus oleh mikroba pelindung
4. perlindungan kimia yang di berikan oleh lingkungan asam pada lambung.
Neonatus di lahirkan dengan imunitas pasif terhadap virus dan bakteri yang pernah di hadapi ibu. Janin mendapatkan imunitas ini melalui perjalanan transplasenta dari immunoglobulin ( lg) G dan yang lain ( IgM dan IgA ) tidak dapat melewati plasenta. Adanya IgM dan IgA di dalam darah tali pusat merupakan indikasi bahwa janin secara aktif berespons terhadap penyakit atau mikroba kecuali jika ibu berespon terhadap infeksi tersebut selama hidupnya.
2.6 Transisi Sistem Ginjal
Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah yang besar dan ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 ) dan osmolitas urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk pada bayi kurang bulan.
Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan, serinmgkali hanya 30 hingga 60 ml, seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru lahir. Debris sel yang banyak dapat mengidentifikasi adanya cedera atau iritasi di dalam sistem ginjal.
2.7 Sistem Reproduksi
Pada laki-laki testis secara normalnya turun selama kehidupan intrauterine dan telah berada pada kantung skrotum pada saat lahir. Gagalnya penurunan testis di sebut Cryptorchidism ( testis tersembunyi ). Operasi mungkin di perlukan dalam beberpa tahun kemudian, sebelum peubertas, bila penurunan tidak terjadi secara spontan.
Hydrocele, adalah pengumpulan cairan di sekitar salah satu atau kedua testis, dapat terjadi dan sebagaian besar kasus, dapat diserap dalam beberapa bulan. Suatu kondisi yang di sebut fimosis, dimana kulit prepusium tidak dapat di retraksi untuk memaparkan glans penis, juga mungkin terjadi dan biasanya dapat sembuh sendiri bersamaan dengan pertumbuhan selama tahun pertama.
Kelenjar yang kecil terletak di bawah prepusium mensekresi bahan sperti keju yang disebut smegma. Untuk meningkatkan kebersihan, mencegah fimosis yang berkelanjutan, atau memenuhi aturan keagamaan, kulit prepusium mungkin di potong atau di angkat keseluruhan atau sebagaian. Tindakan operasi ini di sebut sirkumsisi, kebanyakan di lakukan pada minggu pertama kehidupan dan kadang-kadang segera setelah lahir.
Pada bayi perempuan labia monira dan klitorisnya mungkin membengkak saat lahir sebagai akibat tingginya hormon wanita dalam darah ibu. Keluaran lender yang berwarna putih mungkin memenuhi vagina. Kadang-kadang keluaran ini semakin kental dengan darah karena penghentian hormon wanita yang tiba-tiba dari ibunya, disebut perdarahan withdrawal.
2.8 Muskuloskeletal
Tulang-tulang neonatus lunak karena tulang tersebut sebagain besar terdiri dari kartilago, yang hanya mengandung sejumlah kecil kalsium. Skeletonya fleksibel dan persendianya elastis untuk menjamin keamanan dalam melewati jalan lahir.
Punggung bayi normalnya datar dan tegak, kurva tulang belakang berkembang kemudian bersamaan bayi mulai duduk dan berdiri, tungkainya kecil, pendek dan gemuk. Tangannya montok dan relatif pendek.
Lenganya mungkin membuka sempurna ketika relaksasi, tetapi mereka menutup secara reflek ketika telapak tanganya di sentuh ; ini disebut refleks menggenggam. Telapak kakinya terlihat datar dan tungkainya montok. Deformitas paha, tungkai, atau telapak kaki harus didiagnosa oleh dokter yang berpengalaman.
2.9 Refleks pada bayi baru lahir
- Rooting dan menghisap
Bayi baru lahir menolehkan kepalanya kearah stimulus, membuka mulut dan mulai menghisap bila pipi, bibir atau sudut mulut disentuh dengan jari atau putting.
- Menelan
Bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan menghisap bila cairan di taruh di belakang lidah.
- Ekstrusi
Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah di sentuh dengan jari atau putting.
- Moro
Ekstensi simetris bilateral dan abduksi seluruh ekstremitas, dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf “ C “ di ikuti dengan aduksi ekstemitas dan kembali ke fleksi relaks jika posisi bayi berubah tiba-tiba atau bayi di letakkan terlentang pada permukaan yang datar.
- Melangkah
Bayi akan melangkah dengan satu kaki dan kemudian kaki lainya dengan gerakan berjalan bila satu kaki disentuhkan pada permukaan rata.
2.10 Sistem Integumen
Pada saat lahir kulit bayi yang sangat halus terlihat merah kehitaman karena tipis, dan lapisan lemak subkutan belum melapisi kapiler. Kemerahan ini tetap terlihat pada kulit dengan pigmen yang banyak sekalipun dan bahkan menjadi lebih kemerahan ketika bayi menangis. Beberapa karakteristik yang umum pada kulit bayi adalah sebagai berikut.
Verniks kaseosa. Selama berbulan-bulan kehidupan intrauterine janin berenang dalam cairan amnion. Kulit dilindungi oleh sejenis pasta seperti keju, disebut Verniks kaseosa, yang disekresi oleh kelenjar sabasea dan sel-sel epitel. Pada saat lahir beberapa bayi dilapisi oleh Verniks kaseosa yang tebal, sementara yang lainya hanya tipis saja pada tubuhnya. Beberapa dokter lebih menyukai untuk menghilangkan sedikit saja dari Verniks kaseosa sehingga fungsi perlindungannya berlanjut. Yang lainya yakin harus semua di hilangkan untuk mencegah kemungkinan pertumbuhan bakteri. Pada kasus apa saja, Verniks kaseosa biasanya menghilang dalam 2 atau 3 hari.
Milia. Milia adalah bintik keputihan yang khas terlihat di hidung , dahi, dan pipi bayi baru lahir. Bintik-bintik ini menyumbat kelanjar sabasae yang belum berfungsi. Setelah sekitar dua minggu ketika kelenjar keringat mulai bersekresi, Milia secara bertahap tersapu dan menghilang.
Lanugo. Lanugo adalah rambut halus yang melapisi janin berawal sekitar minggu ke 16 kehamilan dan berlanjut sampai minggu ke 32 saat mulai menghilang. Sehingga makin prematur bayi tersebut, lebih banyak Lanugo yang terdapat saat lahir. Penyebaran Lanugo pada bahu, bokong, dan ekstremitasi. Lanugo cenderung untuk menghilang selama minggu pertama kehidupan.
Deskuamasi. Deskuamasi adalah pelepasan kulit yang secara normal terjadi salama 2 sampai 4 minggu pertama kehidupan. Hal ini mungkin berlebihan atau hanya sedikit dan yang paling umum adalah pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah.
Eritema toksikum. Ini adalah jenis dari “ alergi kemerahan “ yang terlihat sebagai bercak-bercak kemerahan pada kulit bayi normal. Eritema toksikum mungkin terlihat saat lahir dan bertahan sampai beberapa hari. Bercak-bercak kemarahan tersebut mungkin menjadi bisul sebelum menghilang secara bertahap. Tidak di ketahui penyebab atau penyembuhannya. Eritema toksikum tidak menular dan kebanyakan mengenai bayi yang sehat.
Bercak Mongolian. Terkadang terdapat area bercak lebar hitam berpigmen pada bokong atau bagaian bawah bayi dengan warna kulit kuning, coklat, atau hitam. Bercak Mongolian bukan merupakan tanda permanent karena bercak tersebut biasanya menghilang selama kehidupan tahun pertama atau kedua.
Tanda lahir ( nevi ). Terdapat berbagai tipe tanda lahir, beberapa diantaranya sementara. Dan yang lainya permanent, sebagaian di akibatkan karena trauma saat lahir. Yang lainya di akibatkan karena kelainan struktur pigmen, pembuluh darah, rambut, atau jaringan lainya. Tanda nevi mungkin menonjol atau datar dan dapat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Tanda tersebut dapat terjadi di setiap bagian tubuh dan bahkan berkembang berhari-hari atau minggu setelah lahir, seperti tipe “ tnda strawberi “. Operasi kosmetik, bila di upayakan di tunda sampai beberapa tahun untuk memungkinkan penghilangan dengan sendirinya.
Ikterik. Ikterik adalah warna kekuningan yang mungkin terlihat pada kulit atau pada sclera mata. Ikterik disebabkan karena bilirubin bebas yang berlebihan dalam darah dan jaringan. Enzim komplek yang memproses di dalam hepar bertanggung jawab terhadap pemeliharaan tingkat bilirubin dalam tubuh. Karena imaturitas hepar bayi baru lahir, terdapat jumlah bilirubin yang berlebihan dalam darah saat lahir. Selama minggu pertama pemecahan hemoglobin lebih lanjut terjadi karena reduksi sel-sel darah merah. Sebagai akibatnya pada sekitar hari kedua atau ketiga, hampir 60% semua bayi mulai memperhatikan ikterik. Sampai sekitar hari ketujuh biasanya akan menghilang. Hal ini di sebut ikterik fisiologis atau ikterik neonatorum.
Bila ikterik terjadi sebelum hari ketiga, hal tersebut menandakan abnormalitas penghancuran sel-sel darah. Ikterik patologis yang demikian mungkin di sebabkan karena factor inkompatibilitas Rh, atau golongan darah A,B, atau O. setiap ikterik harus di laporkan dengan tepat, terutama bila terlihat segera setelah lahir.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri terjadi pada sistem pernafasan, sistem sirkulasi kemampuan termogulasi, perubahan darah, sistem pencernaan, sistem imunologi, urinari, muskulo, skeletal, syaraf, dan sistem integument, sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus serta beberapa refleksi yang ada pada saat lahir, hanya berlangsung sampai beberapa bulan dan kemudian menghilang.
3.2 Saran
Bidan dapat mengetahui ciri-ciri bayi yang normal supaya dapat mengenal segera perubahan tingkah lakunya dan kemajuan – kemunduran kesehatan bayi, dan membuat catatan serta laporan sehingga dapat melakukan tindakan dan pemeriksaan yang perlu guna menolong bayi baru lahir.


BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus. Maka bayi menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan , sirkulasi dan lain-lain. Hal ini untuk mengenal / menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera yang berhubungan dengan bayi baru lahir.
Sehingga dengan di buatnya makalah ini kami lebih mengerti secara detail tentang transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri.

1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
· Bagaiamana proses transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri?
· Bagaimana system sirkulasi darah di pengaruhi dari transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri?

1.3 Tujuan
            Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
· Untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen pembimbing
· Sebagai bahan acuan sebagai seorang calon bidan dalam mengamati transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri
· Untuk menambah pengetahuan yang lebih mendetail.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembentukan Darah Janin
            Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati, limpa, dan sum-sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk oleh kantung yolk dalam bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentuk oleh hati dan sumsum tulang dalam bentuk megalosit dan makrosit. Normosit dibuat setelah aktifitas penuh sumsum tulang.
            Fetal hemoglobin (F) mempunyai kemampuan unutk mengikat O2 dalam konsentrasi tertentu dari darah ibu dan dengan mudah dapat melepaskan CO2 ke darah ibu. Menjelang persalinan janin membuat Adult Hemoglobin (A) sebagai persiapan kelahiran sehingga dapat menghisap O2 dengan pernapasan yang telah aktif.

2.2 Peredaran Darah Janin
Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan fetal dan hati hanya berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa.
Darah janin dialirkan ke placenta melalui aa, umbilacales dan disini di muat dengan bahan makanan berasal dari darah ibu. Darah ini masuk ke dalam badan janin melalui vena umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kmeudian diangkut melalui vena hepatica ke dalam vena cava inferior.cabang satunya ialah :
Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava interior.
Dengan demikian vena cava inferior setelah di masuki darah v. hepatica dan darah ductus venosus arantii mengandung darah bersih, tapi dicampuri “ darah Kotor “ dari anggota bawah janin.
Darah dari v. cava inferior setelah masuk kedlam serambi kanan sebagaian masuk ke serambi kiri melalui foramen ovale, dan sebagaian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama dengan darah vena cava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas.
Darah dari bilik kanan masuk ke a. pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke paru-paru sebagaian dialirkan ke aorta melalui ductus arteriosus botalli. Sebagaian kecil pergi keparu-paru dan melalui vena pulmonalis masuk keserambi kiri dan bersama dengan darah dari vena cava inferior masuk ke dalam bilik kiri, dan terus ke aorta.
Darah yang keparu-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh. Darah Aorta disebarkan ke alat-alat badan, tatapi darah banyak menuju kea a. hypogastricae ( cabang dari art. Iliaca communis ) lalu kea a. umbilicales dan selanjutnya ke placenta.
Jadi darah yang berdar kejanin selalu bersifat “ darah campuran “ dan isi vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta.

2.3 Transisi pada Sistem Sirkulasi Darah
      Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan art. Purmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Dengan demikian paru-paru akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan seolah-olah darah akan terhisap oleh paru-paru.  Ductus arteriosus Botalli tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas.
Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam v cava inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam serambi kanan berkurang, sebaliknya tekanan dalam serambi kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertambah, akibatnya ialah penutupan foramen ovale.
Sisa ductus arteriosus bottalli disebut ligamentum arteriosus dan dari ductus venosus arantii menjadi legamentum vesico umbilicale laterale kiri dan kanan. Dengan demikian, setelah bayi lahri, kebutuhan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisapnya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan. Telah di katakan bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebiuh cepat, kadar Hb janin tinggi ( sampai 18 gr% ) dan erythrocytnya banyak ( 5,5 juta per mm ).
Hb janin sedikit berbeda dari Hb oang dewasa
Hb, janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb , orang dewasa pada sumsum merah.
Hb, janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2dari pada darah orang dewasa.
Hb, janin baru di ganti seluruhnya oleh Hb, biasa pada umur 4 bulan atau lebih.
Selama janin dalam rahim ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan . pergerakan ini rupanya perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru, jadi pernafasan setelah anak lahir , sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterin.
            Perubahan Primer resistensi vascular paru dan sistemik waktu lahir meliputi:
1.      Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta yang kira-kira dua kali lipat resistensi vascular sistemik waktu lahir.
2.      Resistensi vascular paru sangat banyak menurun akibat pengembangan paru.
3.      Penutupan foramen ovale.

2.4 Transisi pada Darah
            Pada umumnya bayi baru lahir (BBL) dilahirkan dengan nilai Hemoglobin (Hb) yang tinggi. Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada periode janin, namun akan lenyap pada satu bulan pertama kehidupan selama beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat sedangkan volume plasma akan menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada 51-56% neonatus. Pada saat kelahiran meningkat dari 3% menjadi 6% , pada minggu ke tujuh sampai minggu ke Sembilan setelah bayi baru lahir akan turun perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.
            Factor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi baru lahir:
1.      Waktu pengkleman tali pusat.
2.      Pencapaian oksigen adekuat yang lebih cepat membuat penutupan struktur janin.
3.      Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir.









BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan, pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.
Transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri terjadi pada sistem pernafasan, sistem sirkulasi darah dan perubahan darah sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus serta beberapa refleksi yang ada pada saat lahir. Hal ini hanya berlangsung sampai beberapa bulan dan kemudian menghilang.

3.2  Saran
Sebaiknya kita sebagai bidan harus lebih mengetahui sirkulasi darah janin dan bayi Karena apabila terdapat kasus yang berhubungan dengan sirkulasi darah janin dan bayi, maka kita sudah lebih mengetahui dan dapat mengatasi kasus tersebut, sesuai dengan pendidikan yang berkualitas.















DAFTAR PUSTAKA

Coad, Jane. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Mira, Dwi. 2009. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar